Mohon tunggu...
Arif Muhammad
Arif Muhammad Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Menulislah untuk keabadian

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Bagi-bagi Uang ke Anak-anak di Hari Lebaran, Perlu?

11 Juni 2018   22:55 Diperbarui: 11 Juni 2018   22:58 1479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Credit Image : beraunews.com

Tema kompasiana pada hari ini adalah mengenai pro dan kontra kebiasaan memberikan hadian berupa uang kepada anak-anak di hari lebaran. Bagi saya cukup menarik, karena mungkins saja di antara rekan-rekan kompasianers mempunyai pendapat dan sudut pandang masing-masing. Dan benar saja, hingga malam ini sudah banya opini yang sudah ditulis dan tentu beranekaragam.

Adalah suatu hal yang biasa bahkan diperlukan suatu perbedaan pendapat mengenai suatu perkara, agar mendapatkan tingkatan pemahaman yang lebih baik. Tentu tetap dalam koridor perselisihan pendapat yang benar dan elegan, tanpa ada maksud menjatuhkan pendapat lain. Termasuk mengenai perkara pemberian hadiah uang atau 'salam tempel' untuk anak-anak di hari lebaran.

Saya akan memulainya dengan mengajukan pertanyaan, perlu tidak sih, memberikan hadiah uang bagi anak-anak di hari lebaran?

Jawaban dari pertanyaan ini akan menentukan bagaimana cara pandang seseorang melihat permasalahan ini.

Saya  menjawab bahwa ini tidak perlu, dengan alasan bahwa anak-anak ketika hari lebaran tidak membutuhkan uang. Pasalnya dari orang tuanya juga pasti sudah memberi uang jajan tersendiri, sehingga tak perlu dia menerima dari orang lain. Untuk apa diberi uang? Apakah uang yang nanti diberikan akan dimanfaatkan dengan baik atau tidak? Tidak ada yang menjamin. Terlebih bila orang tuanya tidak ada kontrol.  

Lagi pula, di samping itu mereka juga sudah mendapatkan hadiah lebaran berupa baju baru, atau berupa barang-barang lain, sSehingga tidak ada keperluan yang benar-benar sehingga ada keharusan memberikan hadiah uang kepada mereka.

Bila ada yang menyanggah bahwa memberikan uang kepada mereka tidak perlu memerlukan alasan yang logis hanya ingin berbagi kebahagiaan dan bersedekah, maka bisa saya sanggah bila hendak berbagi kebahagiaan bukan hanya dengan memberikan uang bukan? Akan lebih berfaedah bila memberikan sesuatu hal yang bagi mereka memang dibutuhkan seperti keperluan sekolah, baju, sepatu atau hal yang lain yang sekiranya memang akan dipakai oleh mereka.

Bila tetap memberikan uang, memang tak ada jaminan uang itu nanti digunakan untuk apa. Syukur-syukur bila ditabung atau untuk membeli sesuatu yang benar-benar butuh, bagaimana bila tidak?

Sejauh yang saya amati memang kebiasaan memberikan hadiah uang kepada anak di hari lebaran memang sudah membudaya di  masyarakat kita. Dan ada semaca sangki sosial berupa rasa malu bila tidak melakukannya. Dan ini tentu memengaruhi persepsi si anak mengenai hari lebaran.

Mereka secara otomatis akan selalu mengasosiasikan hari lebaran dengan uang yang nanti bakal mereka dapatkan dari orang-orang. Sehingga akan menjadi suatu pengharapan tersendiri bilamana mereka ikut berkunjung bersilaturahmi ke tempat kerabat bakal akan diberikan uang secara cuma-cuma.

Kritik atas kebiasaan ini adalah membiasakan anak mengenal hari raya Idul Fitri sebagai hari 'panen raya' karena dapat uang dari mana-mana, bukan diajari untuk mengenail hari lebaran sebagai hari yang penuh dengan momen silaturahmi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun