Ada kebahagiaan dan kesedihan tersendiri momen Ramadhan bagi orang-orang rantau yang jauh dari keluarga, dan kebetulan juga belum berkeluarga.
Sudah dipastikan setiap aktivitas di bulan Ramadhannya kalau tidak sendiri yang bersama teman-temannya, entah temah kos, teman kontrakan, teman kampus atau tema satu kantor.
Yah, motivasinya juga jelas, daripada sendiri, kan mending rame-rame. Di samping itu juga biar tidak kelihatan masih jomblo.
Maka muncullah suatu kebiasan-kebiasan yang menjadi rutinitas tahunan di setiap Ramadhan bagi mereka orang-orang rantau, dari sejak bangun sahur hingga setelah taraweh dan berangkat tidur.
Dari semua aktivitas bersama-sama itu, yang dijalani dengan penuh kesadaran dan tetap kompak, tanpa disadari muncullah romantisme "keluarga" di tana rantau. Dan "keluarga " itu adalah teman-teman.Â
Sahur Bersama Kawan
Romantisme bersama "keluarga" yaitu teman-teman seperjuangan di tanah rantau setiap Ramadhan dimulai sejak waktu sahur. Pastinya, sehari sebelumnya semua juga sudah bersiap, bahwa jadwal makan malam diundur hingga menjelang shubuh, alias makan sahur bersama.
Berhubung ini awalan biasanya pada sepakat memilih makanan yang enak-enak. Apalagi juga akan berpuasa seharian penuh dan sampai 30 hari ke depan. Yang di awal harus dirayakan sebaik mungkin.
Kebahagiaan dan keakraban tidak jauh berbeda, bahkan sangat membantu bagi mereka satu dua orang yang tengah merindukan kehangatan rumah. Kawan adalah rumah kedua, yang juga sama-sama hangat.
Keceriaan dari canda tawanya, guyonan-guyonan satir khas anak muda jaman sekarang, serta keakraban yang benar-benar terasa sebagai teman satu perjuangan yang sama-sama jauh dari kampung halaman.