Mohon tunggu...
Arif Meftah Hidayat
Arif Meftah Hidayat Mohon Tunggu... Freelancer - Buruh Pabrik

Dengan atau tanpa saya menulis, dunia juga tidak akan berubah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Pengangguran

28 Januari 2020   23:29 Diperbarui: 28 Januari 2020   23:28 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ku kira hanya perempuan yang sudah berkeluarga dan memiliki anak saja yang penampilannya berbeda. Kenyataannya, perempuanku, bahkan ketika masih menjadi pacarku pun penampilannya sudah tidak semenarik sebelumnya.


Aku mengenalnya sekitar satu tahun lalu ketika dia juga baru beberapa bulan bekerja. Pekerjaan pertama, gaji pertama, pengalaman pertama memegang uang hasil jerih payahnya dan tak lagi harus merengek kepada orang tua.


Dia jauh lebih bersih, lebih terawat, dan lebih cantik dibandingkan sebelum ia bekerja, kata teman-temannya. Dan katanya, memang salah satu alokasi dari gajinya adalah untuk perawatan dirinya. Me time nya. Wajar, normal, dan memang sekarang hampir semua orang begitu peduli dengan penampilan.


Tapi bukan penampilan yang pada akhirnya membuatku memutuskan untuk berpacaran dengannya. Tapi kebaikan dan ketulusannya lah yang membuatku begitu nyaman. Hal klise yang pada akhirnya menjadi penyebab berakhirnya hubunganku dengannya.


Pada akhirnya aku memutuskannya. Putus dalam keadaan dia yang lagi sayang-sayangnya. Alasanku, kami sudah tak sevisi. Dan kubilang juga, aku mau fokus mencari kerja. Berpacaran hanya akan menghabiskan banyak waktu dan memacahkan fokusku dalam mencari kerja. Alasan yang sebenarnya tidak bisa diterima. Tapi pada akhirnya dia mengalah. Pada akhirnya dia menyerah. Dia sangat bersedih dan mundur sebagai orang yang kalah.


Dan kau ingin tahu alasan sebenarnya aku memutuskannya?


Sudah berkurang dan hilang kecantikan dari dirinya. Kata orang memang sesuatu itu terlihat menarik ketika kita belum memilikinya. Begitu memiliki, semua akan tampak biasa saja. Dan aku membuktikannya. Semenjak berpacaran denganku, entah hanya perasaan ku atau memang kenyataannya seperti itu, dia semakin terlihat tidak menarik. Sudah tidak sebersih sebelumnya, tidak sewangi sebelumnya, dan tidak secantik sebelumnya.


Hingga beberapa waktu yang lalu aku bertemu dengannya. Sudah tak tampak lagi kesedihan di wajahnya. Hanya senyum dan air muka bahagia.


Lalu kusapa dengan nada selembut-lembutnya, "sekarang tambah cantik aja?!"
Dan jawaban yang tidak pernah kuduga sebelumnya.
"Terima kasih telah memutuskanku. Dana alokasi untuk me time ku bisa benar-benar kugunakan untuk diriku. Dana yang ketika berpacaran denganmu harus kukorbankan untuk membelikan semua butuhmu. Kukorbankan untuk semua biaya kencan-kencan kita. PENGANGGURAN!"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun