Mohon tunggu...
Arif Meftah Hidayat
Arif Meftah Hidayat Mohon Tunggu... Freelancer - Buruh Pabrik

Dengan atau tanpa saya menulis, dunia juga tidak akan berubah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kembali ke Konvensional, Antara Kemajuan atau Kemunduran?

2 Maret 2019   10:59 Diperbarui: 2 Maret 2019   11:12 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Langit nampak cerah berawan ketika bus jurusan Surabaya -- Malang yang saya tumpangi tiba di Terminal Arjosari, Malang. Waktu memang masih pagi, baru jam 07.00 ketika memang orang-orang sudah berlalu-lalang di terminal. Bus-bus juga sudah mengantri di jalur-jalur keberangkatan.

Landungsari, terminal tujuan berikutnya sebelum sampai pada destinasi akhir, Kota Batu. Angkot dengan kode ADL (Arjosari, Dinoyo, Landungsari) menjadi pilihan tumpangan. Tidak terlalu lama menunggu, namun juga tidak terlalu singkat. Dua puluh menitan "ngetem" sambil nunggu penumpang, akhirnya angkot pun memulai perjalanan.

Sekitar 40 menitan  perjalanan sampailah di Terminal Landungsari. Memang angkot sedikit agak lambat disamping macet dan harus muter-muter di Kota Malang terlebih dahulu. Angkot melalui Stasiun Malang, Stadion Gajayana, Universitas Brawijaya, lalu sampailah di Terminal Landungsari.

Begitu sampai di Terminal Landungsari, bus jurusan Malang -- Jombang sudah siap berangkat dan mengantarku ke Batu. Dan benar, belum sampai lima menit, bus telah berangkat.

Saat pulang, moda transportasi yang kugunakan masih sama seperti ketika berangkat. Hanya alur perjalanan yang dibalik.

Cerita yang tiada spesialnya. Tapi menjadi sebuah cara yang tidak biasa di zaman yang katanya semua sudah serba online. Tak satupun sistem transportasi berbasis aplikasi online itu kugunakan. Sistem transportasi online memang lebih cepat mengantarkan sampai ke tujuan, lebih praktis, dan menurut informasi, lebih aman. Namun alat transportasi konvensional tidak serta merta menegasikan kelebihan transportasi berbasis online.

Mengunakan moda transportasi masal umum cukup menyenangkan. Masalah kecepatan sampai ke tujuan, masih bisa ditingkatkan dengan menambah armada yang beroperasi dan berjalan. moda transportasi masal umum cukup murah jika dibandingkan dengan moda transportasi berbasis online. Dan bagi orang yang fleksibilatas lebih penting daripada kecepatan, moda transportasi umum konvensional layak untuk digunakan.

Jika dicermati, pengembangan sistem transportasi masa berpotensi untuk menjadi solusi banyaknya persolan di kota-kota besar. Penataan sistem transportasi bisa menjadi alternatif solusi mengurai kemacetan, mengurangi polusi, dan menciptakan estetika untuk kota itu sendiri. Dan lebih dari semuanya, permasalahan-permasalahan pemicu kemarahan di jalanan yang terselesaikan pasti juga berpengaruh positif terhadap mental dan moral setiap pengendara di jalanan.

Di jaman sekarang, segala  yang berbasis onilen adalah kemajuan. Namun bagiku, ada kalanya kembali ke yang konvensional adalah kemajuan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun