Mohon tunggu...
Arif Meftah Hidayat
Arif Meftah Hidayat Mohon Tunggu... Freelancer - Buruh Pabrik

Dengan atau tanpa saya menulis, dunia juga tidak akan berubah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita Mini | Bekal Makan Siang

21 Agustus 2018   17:18 Diperbarui: 21 Agustus 2018   18:14 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Apa yang salah ketika membawa bekal makan ke kantor dengan menu yang sama setiap harinya? Selama menu makanan yang dibawa cukup mampu memberi energi serta rasa yang ditawarkan mampu memanjakan lidah, tentu saja tiada yang salah. Namun tidak dengan Arsen. Bekal makanan Arsen yang selalu sama setiap hari menjadi bahan bercandaan teman-temannya.

Arsen, belum genap 30 tahun umurnya namun sudah dipercaya menduduki jabatan manager di kantornya. Perusahaan jasa konsultan bangunan dan konstruksi di pusat ibukota. Kecerdasan, kemampuan, dan posisinya sekarang yang dinilai teman-temannya tidak pantas untuk setiap hari membawa bekal yang sama dari sebuah warung sederhana.

"Pantas saja Kau cepat kaya. Makanmu hanya seperti ini setiap harinya", seloroh Burhan, rekan kerja di lain Divisi.

"Pasti pemilik warung makan atau penjaganya seksi sehingga kau menyempatkan untuk datang setiap harinya", candaan Burhan di lain kesempatan.

"Selama menu makanan yang dibawa cukup mampu memberi energi serta rasa yang ditawarkan mampu memanjakan lidah, tentu saja tiada yang salah", Jawab Arsen dengan ramah.

***

Hingga suatu waktu Arsen mengajak Burhan untuk datang ke warung langganannya. Warung berukuran 3,5 x 3,5 meter tampak kecil dibandingkan dengan resotaran-restoran yang berdiri megah di pusat ibukota. Sekali lagi Arsen memesan menu yang selalu ia bawa untuk bekal makan siang di kantornya. Pun demikian dengan Burhan. Burhan dipesankan menu yang sama dengan Arsen.

Tidak ada perempuan seksi seperti dalam pikiran Burhan. Hanya ada seorang perempuan berumur 45 an sebagai juru masak dan dua orang perempuan 30 an sebagai pengantar makanan ke pelanggan.

Diarahkan telunjuk Arsen kepada perempuan 45 tahun an. Diarahkan untuk memberi informasi kepada Burhan, "Beliau, perempuan yang sedang memasak disana adalah ibuku! Hasil masakannya mampu menyekolahkan dan menguliahkanku. Bahkan sampai sekarang tenaga dan pikiranku juga berasal dari masakannya. Jadi sampai kapanpun aku tidak akan pernah bosan dengan bekal yang sama  yang selalu kubawa. Lagipula, belum ada masakan yang lebih enak daripada masakan ibuku"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun