Mohon tunggu...
Arif Meftah Hidayat
Arif Meftah Hidayat Mohon Tunggu... Freelancer - Buruh Pabrik

Dengan atau tanpa saya menulis, dunia juga tidak akan berubah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gurui Aku jika Anda Mau

20 Desember 2017   05:22 Diperbarui: 20 Desember 2017   05:56 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hidup hanyalah soal belajar.  Soal bertumbuh menjadi manusa yang berkembang dan menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.  Menjadi baik dalam banyak aspek kehidupan. Jiwa (rohani) dan raga (jasmani) merupakan aspek paling umum yang melekat pada manusia. Lebih spesifik kemudian dipecah menjadi kecerdasan intelegensia, kecerdasan emosi, dan kecerdasan spiritual. Dispesifikkan kembali, menjadi lebih banyak aspek lagi.

Semakin banyak jalan menuju Roma dan semakin banyak pula metode untuk menjadi lebih baik. Dan belajar dari orang lain adalah salah satu cara terbaik. Pengetahuan dan pengalaman dapat dengan mudah diambil dari orang lain. Dari orang yang lebih banyak tahu dan mahir melakukan sesuatu atau juga dari orang yang lebih dahulu tahu dan lebih dulu mencoba melakukan sesuatu.

Dalam bahasa yang lebih sederhana, "nebeng" pengalaman orang lain tanpa merasakan kepahitan yang dilaluinya. Pada praktiknya tidak semudah dan sesederhana yang dibahasakan. Namun setidaknya, belajar dari orang lain akan banyak mengefisienkan waktu ditengah zaman yang semakin cepat berkembang, waktu yang semakin cepat berlalu.

Kebanyakan, kita tidak benar-benar nyaman untuk belajar dari orang lain. Setidaknya tidak benar-benar nyaman untuk diajari orang lain. Ada rasa enggan untuk menerima kelebihan orang lain. Ada rasa gengsi untuk mengakui kekurangan diri.

Kemudian yang terjadi, sedikit saja orang lain berbicara kepada kita, secepat-cepatnya kita manjadi sakit hati karena merasa digurui.

Adalah gengsi, yang menjadikan semuanya enggan mengakui kekurangan diri. Adalah tinggi hati , yang menjadikan semuanya enggan berinstropeksi. Dan adalah penyakit hati saat orang sudah tidak mau lagi digurui.

Gurui saja aku kalau anda mau. Toh, kenapa juga aku harus menolak pendidikan dan pengajaran gratis dari orang lain?

Gurui saja aku kalau anda mau. Dari sana aku akan belajar banyak sekali hal. Tentang pengetahuan, pembelajaran, dan pengalaman yang anda ceriatakan.

Gurui saja aku kalau anda mau. Di sana aku akan menemukan diriku yang ikhlas menerima semua kelemahanku. Mengosongkan semua egoku agar bisa menerima semua ajaranmu. Menerima semua kelebihanmu.

Dan gurui aku kalau anda mau. Semua aspek kecerdasan akan terpupuk dan terasahkan dengan penerimaanku atas kekuranganku. Pengakuanku atas semua kelebihanmu. Karena siapapun kamu, sedikit banyak pasti ada kelebihan atasku.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun