Mohon tunggu...
Arif Meftah Hidayat
Arif Meftah Hidayat Mohon Tunggu... Freelancer - Buruh Pabrik

Dengan atau tanpa saya menulis, dunia juga tidak akan berubah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Seberkas Purnama

12 Oktober 2017   22:58 Diperbarui: 12 Oktober 2017   23:06 802
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Semburat berkas purnama menerawang rindang tajuk cemara

Berselimut kabut dengan kesendirian yang makin tak tercabut

Seni sepi buah karya sang Illahi

Dirundung sepi berbuah sedih yang makin menjadi

Semburat berkas purnama menerawang rindang cemara

Membiaskan embun memantulkan cahaya yang meluka

Menggores, memberi luka menganga

Berujung derita, lahir dengan tak semestinya

Semburat berkas purnama menerawang rindang cemara

Bukan

Ia bukanlah purnama

Purnama adalah hangat teduh sumber bahagia

Ia hanya menyerupa purnama

Benderang menyilaukan pemberi luka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun