Cck cck cck
Angin tidak pernah "ribut" dengan opini orang; bahwa jika terlalu kencang dan cepat bertiupnya sanggup memporak porandakan semua semesta.
 Ada celah tanpa cela.
Air tidak mau gegabah dengan sebutan "bah" hanya karena segelintir orang berdiam namun tak menetap di bantaran alirannya. Hingga saatnya curahan air langit yang deras mengguyur pendengaran dengan nada yang sama.
Ada cemar selalu cemas.
Tanah tidak sanggup menolak terhadap orang yang ingin selamanya ditelan oleh kedalaman dan keluasannya; meskipun itu berupa "longsor".
Perlu cegat sempat cegah.
Hmm
__xiv__
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!