Beberapa waktu lalu. Saya didatangi seseorang bersepeda angin yang minta dituliskan dzikir agar orang-orang yang hutang kepadanya segera membayar hutang. Padahal posisi saya saat itu sudah macak mau bepergian. Dengan kertas seadanya, maka dengan cepat mulai saya tulis dzikir yang hendaknya dia baca dengan tulisan arab.
Pertama, istighfar. Kedua, shalawat dan ketiga tahlil atau laailaha illallah. Kemudian di bawah tulisan dzikir itu saya beri keterangan. Pagi dibaca 100 kali dan sore dibaca 100 kali. Setelah itu saya mohon maaf izin untuk pergi karena sudah ada janji.
Beberapa hari kemudian dia datang membawa berbagai macam buah-buahan dan mengatakan bahwa orang yang hutang kepadanya telah membayar. Namun kemudian dia masih tanda tanya mengapa dzikir yang dibaca kok tidak seperti orang lain baca.
"Tidak seperti orang lain bagaimana. Ini dzikir seperti biasa kok?" jawab saya.
Lalu dia menunjuk tulisan saja di bagian bawah. Dan itulah yang dia baca karena tidak bisa baca tulisan arab. Jadi dzikir yang dia baca adalah,
"Pagi, pagi,pagi dibaca 100 kali dan sore, sore, sore dibaca 100 kali..."
Saya pun hanya tersenyum saja. Mau tertawa takut dosa. Untung saja walaupun salah tetap mustajabah. Hehe...