Jelang larut malam kiai masih mengajar para santri. Diantara para santri yang diajar itu ada seorang santri yang selalu tertidur. Berbagai cara dilakukan oleh kiai agar santri ini tidak mengantuk,  namun  hasilnya nihil. Maka, satu-satunya cara adalah membiarkannya tidur namun dibangunkan ketika lima belas menit sebelum buyaran ngaji.
Karena lima belas menit itu adalah waktunya kiai memberikan kesimpulan. Khusus untuk santri yang tidur tersebut, kiai mengharuskannya hafal di luar kepala kesimpulan yang disampaikan. Toh, biasanya dia juga langsung hafal karena sebenarnya dia termasuk kategori santri cerdas.
Dan kiaipun mulai memberikan kesimpulan,
"Dalam berbagai rujukan kitab yang telah kita baca dijelaskan bahwa, besok pada hari kiamat manusia akan dibangkitkan dalam berbagai macam bentuk dan rupa sesuai dengan amalnya. Salah satunya ada yang berkepala keledai karena saat shalat selalu mendahului imam."
Santri yang tidur itu pun manggut-manggut tanda faham. Maka, oleh kiai dia dipersilahkan untuk menirukan apa yang telah disimpulkan.
"Dalam berbagai rujukan kitab yang telah kita baca dijelaskan bahwa, besok pada hari kiamat manusia akan dibangkitkan dalam berbagai macam bentuk dan rupa sesuai dengan amalnya."
"Alhamdulillah..." gumam kiai dengan rasa syukur karena dia menangkap kesimpulan yang disampaikan dan memintanya untuk lanjutkan keterangan.
"Salah satunya ada yang berkepala kedelai karena saat shalat selalu mendahului imam."
"Bukan kepala kedelai mas.., tapi keledai. Ulangi lagi." Perintah kiai.
"Salah satunya ada yang berkepala kedelai karena saat shalat selalu mendahului imam."
"Ya Allah. Bukan kedelai mas...tapi keledai. Ulangi sekali lagi ya... Kalau masih salah, kita akan tutup ngaji ini sedangkan lurah pondok  wajib membimbing kamu dan besok waktu ketemu saya harus setor. Monggo silahkan mulai dari awal." Tutur kiai.