Mohon tunggu...
Misbakhul Arifin Putra
Misbakhul Arifin Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa ilmu komunikasi UIN SUKA

24107030125

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mengapa Kamu Merasa Sepi Meski Selalu Terhubung?

12 Juni 2025   05:00 Diperbarui: 12 Juni 2025   03:02 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi seseorang yang sedang kesepian (Sumber: https://images.app.goo.gl/44NhJ6VWiwKmu1ip7 )

Berikut adalah pengembangan Jam menunjukkan pukul 11 malam. Kamu masih menatap layar ponsel. Membalas chat yang menumpuk, memberi emoji di status teman, scroll video lucu di TikTok. Notifikasi terus berdatangan dari grup keluarga, kantor, alumni sekolah. Namun di balik semua itu, muncul satu perasaan yang tidak bisa kamu abaikan: kosong. Hampa. Seolah kamu hadir di tengah keramaian, tapi tak benar-benar ada yang menyentuh hatimu.

Pernah merasa begitu?

Kita hidup di era yang disebut-sebut sebagai masa paling terkoneksi dalam sejarah manusia. Dengan satu sentuhan jari, kita bisa berbicara dengan siapa pun, di mana pun. Kita bisa tahu kehidupan orang lain hampir secara real-time, dari makanan yang mereka makan, tempat yang mereka kunjungi, sampai isi pikiran yang mereka tuangkan di story atau cuitan. Tapi, ironisnya, justru di tengah derasnya arus informasi dan komunikasi ini, banyak dari kita justru merasa kesepian.

Koneksi Digital Bukan Berarti Kedekatan Emosional

Ada asumsi umum yang sering kita percayai: karena kita "terhubung", maka kita tidak sedang sendiri. Tapi apakah itu benar?

Balasan cepat di WhatsApp, emoji yang dilempar dengan ringan, atau komentar singkat di media sosial memang memberi kesan interaksi. Tapi berapa banyak dari itu yang benar-benar tulus? Berapa kali kamu membaca pesan seseorang dengan sungguh-sungguh, atau sekadar membalas karena merasa "tidak enak" kalau terlalu lama diam?

Teknologi memang membuat komunikasi jadi mudah, tapi justru karena terlalu mudah, kita sering lupa memberikan perhatian penuh. Kita kehilangan kedalaman. Kita lebih sibuk menjawab, daripada mendengarkan. Lebih sibuk terlihat "ada", daripada benar-benar hadir.

Ilusi Kedekatan yang Dibentuk Media Sosial

Media sosial menciptakan ilusi kedekatan. Kamu bisa tahu kabar teman lama, bahkan kehidupan orang yang belum pernah kamu temui secara langsung. Tapi apakah itu berarti kamu benar-benar dekat?

Kamu tahu mereka sedang liburan, tapi tidak tahu apa yang mereka rasakan. Kamu bisa melihat senyum mereka di foto, tapi tak tahu apakah itu senyum bahagia atau hanya topeng dari kesedihan yang tak pernah mereka tunjukkan. Bahkan, kadang kamu lebih tahu update hidup orang lain daripada memahami apa yang sebenarnya kamu rasakan sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun