Mohon tunggu...
Misbakhul Arifin Putra
Misbakhul Arifin Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa ilmu komunikasi UIN SUKA

24107030125

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Komite Sekolah, Antara Peran Nyata dan Sekedar Nama

22 Mei 2025   15:41 Diperbarui: 22 Mei 2025   15:41 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi seorang komite sekolah yang kebingungan (Sumber: Misbakhul Arifin Putra)

Setiap awal tahun ajaran, kita, orang tua murid, biasanya akan menerima undangan rapat bersama pihak sekolah. Di dalamnya ada sesi pemilihan komite sekolah. Wajah-wajah orang tua tampak canggung, beberapa tersenyum sopan sambil berharap tidak ditunjuk, dan sebagian lagi diam-diam menunduk supaya "nggak kena giliran". Akhirnya, yang duduk di komite itu lagi, itu lagi. Kenapa? Karena kita sendiri masih bingung, komite sekolah itu sebenarnya tugasnya apa, sih?
Bagi sebagian orang tua, komite sekolah mungkin cuma semacam "kotak formalitas", ada namanya, ada ketuanya, tapi perannya gitu-gitu aja. Sesekali rapat, tanda tangan proposal, dan hadir saat pembagian rapor. Sementara bagi pihak sekolah, keberadaan komite pun kadang hanya jadi "syarat kelengkapan administrasi".
Tapi coba kita balik perspektif, bagaimana jadinya kalau komite sekolah benar-benar berfungsi sebagaimana mestinya? Bisa jadi jembatan antara sekolah dan orang tua. Bisa mengawal transparansi anggaran, ikut menyuarakan kebutuhan anak-anak, bahkan membantu menyusun kebijakan yang lebih manusiawi.
Sayangnya, itu masih ideal. Di banyak tempat, komite sekolah masih seperti hantu, ada tapi tak terasa. Padahal kalau dijalankan dengan benar, komite sekolah bisa jadi penggerak penting perubahan di lingkungan pendidikan.
Jadi, yuk kita bahas bareng, apakah komite sekolah hanya sekadar nama, atau sebenarnya punya peran nyata yang selama ini kita abaikan?

Apa Itu Komite Sekolah?

Sederhananya, komite sekolah adalah wadah yang isinya para orang tua murid, tokoh masyarakat, dan wakil dari sekolah itu sendiri yang tujuannya adalah mendukung penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Tapi sayangnya, definisi yang "kelihatan keren" ini sering kali nggak diterjemahkan secara nyata di lapangan.
Kalau mau diibaratkan, komite sekolah itu kayak jembatan. Di satu sisi ada pihak sekolah, di sisi lain ada orang tua dan masyarakat. Komite sekolah ini yang seharusnya menghubungkan dua dunia ini, supaya komunikasi lancar, kebutuhan anak-anak tersampaikan, dan keputusan sekolah nggak cuma datang dari atas, tapi juga dari "suara bawah".
Secara formal, tugas komite sekolah meliputi:

* Memberikan pertimbangan dalam penyusunan kebijakan sekolah (kayak Rencana Anggaran, Kurikulum, hingga Tata Tertib),

* Mendukung penyelenggaraan pendidikan secara moral, pemikiran, dan bahkan finansial,

* Mengawasi dan memberi masukan pada jalannya pendidikan di sekolah.

Keren, kan? Tapi, itu di atas kertas.
Dalam praktiknya, banyak komite sekolah yang tidak tahu mereka punya wewenang seluas itu. Bahkan, tak jarang pihak sekolah pun masih menganggap komite hanya sebagai "pendukung kegiatan", yang dimintai dana saat perlu, lalu dilupakan setelah acara selesai.
Jadi, tahu definisinya saja nggak cukup. Yang penting, bagaimana komite sekolah ini benar-benar berperan sesuai tujuan awalnya?

Antara Harapan dan Realita di Lapangan

Di atas kertas, peran komite sekolah terdengar ideal banget ikut menyusun kebijakan, mengawasi program, jadi jembatan komunikasi antara sekolah dan orang tua. Tapi saat turun ke lapangan, kenyataannya sering bikin kita angkat alis.
Coba deh tanya ke beberapa orang tua:
"Pernah tahu komite sekolah di sekolah anaknya siapa?"
Kebanyakan jawabannya "Nggak tahu."
Atau yang lebih jujur, "Oh iya, itu yang suka minta sumbangan pas mau ada acara, ya?"
Itu dia. Banyak yang masih menganggap komite sekolah cuma "tim pungutan" alias panitia dadakan buat cari dana saat ada lomba, perpisahan, atau pembangunan fasilitas. Padahal peran mereka seharusnya jauh lebih strategis.
Tapi bukan berarti semua komite sekolah seperti itu. Ada juga kok yang benar-benar aktif:

* Rutin mengadakan forum diskusi dengan guru dan kepala sekolah,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun