Mohon tunggu...
Arifin Muhammad Ade
Arifin Muhammad Ade Mohon Tunggu... Buruh - Pemerhati Lingkungan

"Aku tidak punya cukup uang untuk mengelilingi dunia, tapi dengan buku aku dapat mengenal dunia"

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Krisis Ekologi Berkelanjutan, Sampai Kapan?

22 Februari 2020   00:02 Diperbarui: 22 Februari 2020   00:04 1311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi diagram olahan pribadi

Terkait teknologi, kapitalisme senantiasa mendukung teknologi tertentu yang memperbesar laba, akumulasi dan pertumbuhan ekonomi. 

Karena teknologi bertujuan memuaskan pertumbuhan, kapitalisme cenderung memilih teknologi-teknologi yang memaksimalkan asupan sumberdaya dan energi secara keseluruhan demi kepentingan menggenjot keluaran ekonomi secara keseluruhan.

sumber: smithsonianmag.com
sumber: smithsonianmag.com
Dalam konteks Indonesia, sebagai salah satu negara di dunia yang menyimpan cadangan sumber daya alam melimpah dari baik di daratan maupun lautan. 

Pengeksploitasian atas sumber daya alam semakin marak dilakukan. Pembukaan hutan secara besar-besaran untuk perkebunan kelapa sawit, serta Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang terus dikeluarkan oleh pemerintah setempat semakin memperkuat dugaan bahwa untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi hanya dapat dilakukan dengan pengeksploitasian sumber daya alam yang tersedia.

Satu hal yang perlu disadari bahwa selama ini kita selalu dimanjakan dengan kekayaan sumberdaya alam yang tersedia, sumber daya alam yang keberadaanya suatu saat pasti habis. Sehingga lupa untuk mengembangkan sumber daya manusia sebagai investasi jangka panjang yang tidak akan pernah habis.

Plato (427-347 SM) pernah mengatakan, bukti apa yang bisa kita tawarkan bahwa (tanah di sekitar Athena) saat ini hanyalah sisa-sisa gersang dari yang sebelumnya? Yang tersisa bagimu (dengan pulau-pulau kecil) mirip dengan rangka yang dagingnya telah habis dimakan penyakit, lapisan tanah gembur dan kaya telah habis, tak meninggalkan apa-apa selain kulit dan tulang.

Melihat Indonesia dari pemikiran Plato diatas maka, sebagai saran untuk para elit pengambil kebijakan di negeri ini harus lebih berhati-hati dalam menentukan arah pembangunan. Supaya Indonesia akan datang bukanlah sisa-sisa gersang hari ini, bukan pula lapisan tanah gembur dan kaya yang telah habis. Karena yang kita kejar adalah pembangunan berkelanjutan, bukannya krisis berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun