Mohon tunggu...
Arifin Muhammad Ade
Arifin Muhammad Ade Mohon Tunggu... Buruh - Pemerhati Lingkungan

"Aku tidak punya cukup uang untuk mengelilingi dunia, tapi dengan buku aku dapat mengenal dunia"

Selanjutnya

Tutup

Nature

GALASI, Sebuah Culture Ecology Masyarakat Tidore

21 Februari 2020   17:45 Diperbarui: 21 Februari 2020   17:54 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi Galasi/Marong Masyarakat Kalaodi/praktikcerdas.bakti.or.id

Kedua, saling membantu/timbal balik. Dengan saling membantu satu sama lain (timbal balik) dalam tradisi galasi untuk bercocok tanam sebenarnya tersirat pesan bahwa, timbal balik yang dimaksud bukan hanya antara sesama manusia tetapi juga antara alam dan manusia. Artinya, hubungan timbal balik antara sesama petani dan antara petani dan alam (lingkungan) akan memberikan keharmonisan dalam melangsungkan kegiatan pertaniannya.

Prof. Djulrizka Iskandar, guru besar Fakultas Psikologi Universitas Padjajaran Bandung mengatakan terjadinya tingkah laku perlindungan lingkungan dapat pula dipengaruhi oleh dukungan sosial. Adanya dukungan sosial yang merupakan suatu dinamika dalam masyarakat yang memiliki hubungan kekentalan yang kuat, maka dukungan sosial akan memperkuat tingkah laku pemeliharaan atau melindungi lingkungan (Djulrizka Iskandar, 2012).

Tradisi galasi sebenarnya memerlukan dukungan sosial, kesepakatan bersama atas dasar pemikiran antara beberapa individu untuk mencapai suatu tujuan yang sama. Galasi mengisyaratkan bagaimana membina suatu hubungan tingkah laku (sosial) yang berdampak baik pada pemeliharaan lingkungan.

***

Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa tradisi galasi merupakan salah satu kearifan lokal atau kearifan ekologis yang diterapkan dalam sistem pertanian yang telah ada sejak lama. Melestarikan kearifan ekologis yang telah menjadi keyakinan dan kebiasaan dalam suatu masyarakat adalah suatu keharusan, untuk membendung lajunya arus globalisasi dan industrialisasi yang juga berdampak pula pada degradasi lingkungan.

Pemanfaatan Lahan Untuk Bercocok Tanam/praktikcerdas.bakti.or.id
Pemanfaatan Lahan Untuk Bercocok Tanam/praktikcerdas.bakti.or.id
Dengan kata lain, ilmu pengetahuan modern tidak bisa merumuskan hubungan yang harmonis antara alam dengan manusia kini. Ilmu pengetahuan modern telah terbukti meletakkan pandangan eksploitatif dengan mengabaikan kepentingan alam. Demi menjaga keberlangsungan lingkungan, bukan saatnya lagi mempertentangkan pandangan ilmu ilmiah (modern) dengan sistem pengetahuan lokal. Penghormatan dan pemanfaatan kearifan ekologis yang terkandung dalam sistem pengetahuan lokal menjadi kebutuhan yang mutlak bagi semua pihak.

Akhirnya, Hugh Downs mengatakan bahwa "orang yang bahagia bukan orang yang hidup pada lingkungan tertentu, melainkan orang dengan sikap-sikap tertentu". Untuk itu, marilah kita merubah sikap dan tingkah laku untuk selalu selaras dan harmoni dengan alam. 

*tulisan ini sudah lebih dulu dimuat di blog pribadi penulis pada 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun