Mohon tunggu...
Muh Husen Arifin
Muh Husen Arifin Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Pendidikan Indonesia

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Penunggu di Layar Kaca

8 Agustus 2022   16:14 Diperbarui: 8 Agustus 2022   16:21 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seseorang berkisah, "kelak aku yang menjadi kamu, aku menjadi lelaki gagah, aku menjadi perempuan cantik, dan aku menjadi kamu, adalah seseorang yang tidak pernah lupa pada doa dan duka."

Seseorang berkisah lagi, setelah menutup jendela, sore sudah menutup mata. Jelang layar kaca dikerumuni iklan dan cinta. 

"Biarkanlah aku menjadi kamu. Aku menjadi kamera, aku menjadi pewarta, aku menjadi politikus,"

Sejatinya politik adalah ruang masakan yang penuh aroma. "Tengok sini," ajakmu kepada dia yang sedang menunggumu di layar kaca. 

"Di balik semua ini hanya kata-kata, sisanya cuma cerita kemarin. Besok hanya kesia-siaan."

Dari semua impian, ia hanya ingin tahu siapa penembak misterius itu. 

Kini, ia masih menunggu di layar kaca bersama sepi dan cerutu yang hampir mati. (*) 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun