Mohon tunggu...
Arifin BeHa
Arifin BeHa Mohon Tunggu... Penulis - Wartawan senior tinggal di Surabaya

Wartawan senior tinggal di Surabaya. Dan penulis buku.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Yayasan Al Muslimun, Membangun Budaya dan Ilmu Pengetahuan

6 Oktober 2019   21:32 Diperbarui: 8 Oktober 2019   03:52 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peserta Wisata Alam foto bersama sebelum berangkat (Dok ABH)

Sekitar sembilan puluh warga Muslim Rungkut Barata Surabaya berjalan memasuki halaman Masjid Al Muslimun pada hari Minggu pagi (6/10/2019). Mulai dari anak-anak, orang muda dan orang tua. Wajahnya riang gembira.

Ketika berada di halaman masjid mereka sempat berfoto ria. Sebuah spanduk panjang terbentang bertuliskan, "Sehari Merajut Kebersamaan Wisata Alam Muharram 1441 H Yayasan Masjid Al Muslimun".

Setelah dilakukan pendataan serta pembagian konsumsi, satu per satu dipersilakan naik ke dalam bis. Tepat pukul 07.00 wib dua buah bis bergerak membawa rombongan, menuju kawasan Wisata Trawas di Mojokerto.

Satu minggu sebelumnya. Persis di hari Minggu (29/9/2019) di masjid ini juga punya kegiatan. Temanya Gerak Jalan Sehat untuk warga Muslim Rungkut Barata dan sekitarnya. Ada senam. Lomba sepeda hias. Bazar kuliner. Dan diakhiri dengan pengundian kupon hadiah.

Dua acara tersebut diselenggarakan oleh Pengurus Yayasan Masjid Al Muslimun. Dua-duanya merupakan rangkaian acara menyemarakkan Bulan Muharram 1441 Hijriyah.

Saya membuat catatan khusus. "Kalau ada acara semacam itu. Lalu terselenggara pada dua hari minggu secara berurutan, tentu bukan perkara yang tiba-tiba terjadi. Tidak ada yang serba kebetulan".

Setiap tahun pengurus yayasan selalu membentuk panitia pelaksana menyambut Bulan Muharram. Tahun Baru Hijriyah. Tahun baru Islam. Namun pada tahun 2019 ini terasa lebih spesial. Disertai piknik. Yang melibatkan para pemangku kepentingan. Pengurus yayasan dengan warga Muslim setempat.

"Piknik ini memang forum baru. Ajang silaturahim antara para pembina, pengawas, pengurus dan jamaah masjid Al Muslimun" kata H. Ahmad Tamam, Ketua Pengurus Yayasan.

"Semua kegiatan. Pembiayaan dilakukan secara swadaya. Tidak mengganggu kas masjid" tambah Eka Setiawan, Ketua Panitia Peringatan Tahun Baru Muharram 1441 H.

Perserta wisata alam yang berlangsung sejak pagi hingga sore hari itu dipungut biaya Rp 75.000. Masing-masing mendapatkan makan pagi dan siang. Acara pun dikemas secara santai, diselingi aneka permainan dengan berbagai hadiah.

Setia Mengemban Visi

Masjid Al Muslimun sebagai tempat ibadah umat Islam bertumbuh sejak tahun 1983. Terus berkembang, hingga saat ini dengan kepengurusan berbentuk Yayasan. 

Masjid Al Muslimun berada di komplek Perumahan Rungkut Barata Surabaya, tak jauh dari kediaman saya. Sudah sering saya menulisnya. Silakan baca, link-nya ada di bagian bawah.

Melintas garis Start Finish Jalan Sehat yang berlangsung seminggu sebelumnya (Dok ABH)
Melintas garis Start Finish Jalan Sehat yang berlangsung seminggu sebelumnya (Dok ABH)
Selama hampir 36 tahun pengurus masjid Al Muslimun berjuang tanpa kenal lelah. Setia mengemban tujuan. Yakni,  menjadi wahana pengembangan lingkungan hidup yang Islami. Berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Rungkut Barata dan sekitarnya.

Penjabarannya tentu sangat panjang. Perjalanannya membutuhkan semangat tinggi. Terutama pada zaman modern. Yang oleh banyak orang disebut sebagai era global.  Perlu ketajaman rencana. 

Menyelaraskan misi di antara Al Quran dan Hadist. Mencoba lepas dari bayang-bayang yang menyebutkan: mayoritas Masjid di Indonesia lebih berdimensi akhirat saja.

Rasulullah Muhammad SAW membuat kebijakann, mengedepankan Masjid sebagai tempat ibadah. Membangun masjid sebagai tempat untuk menguatkan tali silaturahim antar sesama manusia. Masjid pada zaman Nabi merupakan wadah untuk pengembangan budaya dan ilmu pengetahuan.

Selain sebagai tempat untuk memperoleh pengetahuan tentang ajaran Islam di akhirat, masjid tempatnya memperkokoh pengetahuan tentang ajaran Islam di dunia. 

Di Masjid, Rasulullah SAW menjadikannya sebagai tempat yang sangat beragam. Mulai dari membina hingga mengurusi seluruh kepentingan ummat. Baik dalam bidang politik, sosial, pendidikan, militer, budaya, terlebih lagi ekonomi.

Jamaah Masjid Al Muslimun boleh dikata senantiasa membludak. Terutama pada hari jumat, apalagi pada saat bulan Ramadhan. Tentu ini patut disyukuri. Masuk akal, jika Masjid Al Muslimun tetap pada jalur fitrahnya seperti yang dilakukan Rasulullah SAW di atas.

Di dalam Al-Quran disebutkan anjuran untuk memakmurkan masjid, innama ya'muru masajid allah man amana billahi wal yaumil akhir. 

Selama ini kita sering mengenal apa yang disebut dengan takmir, organisasi pengelola masjid. Kalau di Al Muslimun -sesuai struktur baru, sebutan takmir menjadi Pengurus Yayasan. Mereka yang menghidupkan kegiatan masjid.

Seorang kawan, pernah cerita. Belakangan ini banyak masjid yang berdiri anggun, cantik nan megah. Namun sekitarnya masih ditemukan warga kondisi ekonominya jauh di bawah kewajaran. Tak sedikit, masjid berada di tanah yang lapang, tapi miskin produktivitas.

Masjid dan Orang Muda 

Sekarang saatnya membangun keyakinan, orang muda adalah masa depan dan masjid adalah pusat peradaban. Dari keduanyalah kondisi ekonomi, politik, budaya, sosial, dan yang lain diharapkan tumbuh lebih baik.

Tim Dapur penyaji makan siang setiap hari Jumat. Jarinya menuai simbol
Tim Dapur penyaji makan siang setiap hari Jumat. Jarinya menuai simbol
Orang muda dan pemuda menyebar dari pelosok desa hingga ibukota. Satu dari empat orang Indonesia adalah pemuda. Hampir di semua penjuru dunia. Dalam segala lintasan waktu, pemuda selalu berfungsi menjadi agen perubahan. 

Pemuda memiliki elan vital dalam memperjuangkan apapun yang dikehendakinya. Mendikte pemuda dalam berkarya apalagi berniat membendungnya adalah bentuk kesia-siaan belaka.

HM Jusuf Kalla, Wakil Presiden RI yang juga Ketua Umum DMI pernah bilang, Indonesia memiliki kurang lebih 800.000 masjid dan mushola. Kata Jusuf Kalla jumlah itu, terbesar di seluruh dunia. Rasanya hampir tak sulit menemukan masjid di semua wilayah. Selalu dijumpai masjid sekalipun umat Islam disana minoritas.

Jika masjid-masjid tersebut mempunyai program memakmurkan jamaahnya. Memakmurkan wilayah sekitarnya. Maka segala perubahan yang kita mimpikan akan segera terwujud.

Masalah ekonomi dan kesenjangan sosial seperti kemiskinan yang tak pernah habis kita bicarakan perlahan-lahan akan semakin berkurang. Masjid menjadi wadah pemuda untuk berekspresi secara positif. Masjid Al Muslimun sudah mempersiapkan generasi muda penerus. Mereka selalu semangat. Selalu merawat. Siap menjadi pusat, peradaban Islam.

Anda belum pernah singgah ke Masjid Al Muslimun? Sekali tempo silakan berkunjung. Banyak aktivitasnya. Orang muda, dari beragam pengalaman sudah mulai tampil. Dua acara di atas, yang saya sampaikan di awal tulisan, merupakan kontribusinya.

Masjid Al Muslimun wadah pengembangan budaya dan ilmu pengetahuan. Ayo datang dan berkunjung. Masjid Al Muslimun terus membangun. Sudah banyak kemajuan, lho.

Tulisan terkait Masjid Al Muslimun:

Kurban dan Makna Saling Peduli
Mengurai Kesabaran Lewat Tendangan Salto
Penyembelihan Hewan Kurban, Tuntutan dan Tontonan
NKRI Harga Mati, Ibadah Sampai Mati
Siapa Merawat Asa Setelah Buka Puasa
Menulis dari Dalam Masjid
Ngaji Internet Marketing: Sinyal Menemukan Jalan Kebenaran
Menikmati Gerhana Matahari di Langit Al Muslimun

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun