Mohon tunggu...
Arifin BeHa
Arifin BeHa Mohon Tunggu... Penulis - Wartawan senior tinggal di Surabaya

Wartawan senior tinggal di Surabaya. Dan penulis buku.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Istri Presiden Turki, Si Cantik Peduli Plastik

12 Februari 2019   19:03 Diperbarui: 1 Maret 2019   17:33 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Turki dan Ibu Negara Emine Erdogan (Istimewa)

Adalah Ibu Negara Turki, Emine Erdogan. Ia tampil menjadi relawan penyadaran. Emine getol menyerukan bahaya limbah plastik. Akhirnya, Turki memiliki proyek nirlimbah.

Pemerintah Turki membuat program meminimalisir sampah.  Nol Sampah. Tidak tanggungtanggung, program Nol Sampah diperkuat dengan regulasi dan peraturan pemerintah. Kebijakan Nol Sampah bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari di negara ini. Semangat undang-undang, terus kampanyekan pengurangan limbah. Termasuk setiap instansi dan tempat tempat pelayanan publik.

Proyek ini bertujuan untuk mengurangi volume limbah yang tak bisa didaur ulang. Termasuk tas plastik. Penduduk Turki pun terpikat. Karena proyek langsung dipimpin Ermine Erdogan.

Kerjaan proyek terukur. Per 1 Januari penggunaan tas plastik di Turki telah turun. Bahkan sampai 50 persen sejak adanya larangan pemakaian tas plastik. Pedagang eceran telah mengenakan biaya untuk tas plastik yang merusak lingkungan hidup.

Rombongan PT Manaya Indonesia di pusat oleh-oleh Turkish Delight, di Bursa, Turki
Rombongan PT Manaya Indonesia di pusat oleh-oleh Turkish Delight, di Bursa, Turki
Menteri Urbanisasi dan Lingkungan Hidup Turki Murat Kurum selalu memantau.  Turki bertekad mengurangi penggunaan tas plastik. Saat ini, penggunaan tas plastik per orang mencapai 440 persen per tahun. Setara 30-35 miliar tas plastik digunakan di Turki setiap tahun.

Sasaran utama bukan memperoleh uang dari tas plastik. Tetapi mencegah kerusakan lingkungan hidup. Tas plastik dijual seharga 0,25 lira Turki (Rp 670). Sebanyak 0,10 lira (Rp 267) dari hasil penjualan tersebut adalah biaya pembuatan dan 0,15 lira (Rp 400) untuk proyek lingkungan hidup.

Hasil penjualan tas plastik akan mendanai beberapa proyek lingkungan hidup. Proyek itu dinikmati masyarakat Turki. Di antaranya: membuat jalur sepeda dan jalur pejalan kaki, penghalang suara dan instalasi pengolahan air limbah.

Tas kresek bagian kecil dari plastik. Masih banyak lagi. Makanan dan minuman menggunakan plastik sebagai pembungkus kemasannya. Karena selain fungsinya praktis, desain kemasan jadi menarik. Akhirnya plastik digemari oleh masyarakat. Padahal banyak sekali bahaya yang ditimbulkan.

Setiap hari ketergantungan masyarakat terhadap plastik semakin tinggi. Namun efek bahayanya kurang disadari.

Ini risikonya. Menyebabkan kanker. Mengganggu system syaraf. Radang paru-paru. Berdampak pada lingkungan, menyebabkan banjir.  Menurunkan kesuburan tanah. Merusak kehidupan laut. Pencemaran air. Meracuni kehidupan.

Cara gampang masyarakat membuang sampah. Dengan cara di bakar. Padahal, proses pembakaran justru membuat atmosfer terkontaminasi. Ketika sampah plastik terbakar, racun bahan kimia menyebar ke udara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun