Mohon tunggu...
Arifin BeHa
Arifin BeHa Mohon Tunggu... Penulis - Wartawan senior tinggal di Surabaya

Wartawan senior tinggal di Surabaya. Dan penulis buku.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Perang Salib dan Benteng Salahuddin Al-Ayyubi Terbawa hingga Mimpi

21 Maret 2018   16:36 Diperbarui: 21 Maret 2018   16:43 2370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Benteng Salahuddin Al-Ayyubi di Kairo Mesir (Dokumentasi Pribadi)

Pada waktu tidak lama Yusuf lebih dikenal dengan nama julukan, Shalahuddin. Julukan Shalahuddin berarti "keadilan agama". Bahkan pasukan salib menyebutkan panggilan "Saladin". Panglima perang paling dihormati, sekaligus ditakuti, pasukan salib.

Ketika menaklukkan Kairo -Mesir, dia tidak serta-merta mengusir keluarga Dinasti Fatimiyah dari istana mereka. Yusuf punya tenggang rasa tinggi. Ia menunggu sampai raja mereka wafat, baru kemudian anggota keluarga diantar ke tempat pengasingan mereka.

Setelah itu ia membuka untuk umum gerbang kota tempat benteng istana. Rakyat dipersilakan bertempat tinggal di kawasan yang dahulunya khusus untuk para bangsawan Bani Fatimiyah. Di Kairo ia tidak sekadar membangun masjid dan benteng. Ia juga mendirikan sekolah, rumahsakit, dan bahkan gereja.

Salahuddin al-Ayyubi memulai perang melawan tentara Romawi (Perang Salib) pada tahun 1187 untuk merebut  Al-Quds di Palestina dari orang-orang Kristen. Dalam tempo empat bulan Salahuddin merebut Palestina sekaligus membuka jalan memasuki Al-Quds.

Salahuddin kemudian membuat perjanjian damai dengan orang-orang Kristen. Al Quds berhasil direbut dan penduduk Kristen memperoleh amnesti atau pengampunan. Tanpa pembantaian kaum Kristen oleh pasukan muslim meskipun kondisi sebaliknya terjadi pada saat pasukan salib menguasai Jerusalem.

Pengunjung Benteng terdiri beragam komunitas. Simbol toleransi (Dok Pribadi)
Pengunjung Benteng terdiri beragam komunitas. Simbol toleransi (Dok Pribadi)
Yusuf alias Salahuddin Al-Ayyubi sang pendiri Dinasti Ayubiyah, memiliki armada dan benteng yang sangat kuat. Dinasti tersebut mendirikan beberapa benteng di sejumlah daerah yang pernah menjadi wilayah kekuasaannya. Antara lain di Suriah dan Laut Taba.

Benteng Salahuddin di Suriah lokasinya 7 kilometer sebelah timur dari Kota Al-Haffah dan 30 kilometer sisi timur Kota Latakia. Sejak abad ke-10 lokasi benteng ini dinilai strategis oleh para penguasa.

Benteng serupa berada 10 kilometer sebelum Kota Taba persis di teluk Al-Aqoba, hanya 250 meter menjelang perbatasan Mesir-Palestina. Benteng atau Kastil ini dibangun oleh Salahuddin pada 1171 M sangat signifikan karena berbatasan dengan empat negara; yaitu Mesir, Arab Saudi, Jordania, dan Palestina yang dikuasai Israel. Dari jalan raya Benteng ini terlihat agak tenggelam ke dalam lautan.

Yusuf membangun Benteng Salahuddin antara tahun 1176 dan 1183. Beberapa waktu setelah mengalahkan Dinasti Fatimiyah. Tujuannya untuk membendung dan melindungi Mesir dari serangan-serangan luar, khususnya serbuan tentara Salib yang datang dari Benua Eropa.

***

Pukul 08.30 waktu Kairo. Pasukan berkuda batalyon milik musuh berada di pinggiran Mesir. Kedua pasukan, tentara Salib dan pasukan Salahuddin saling berhadapan. Teriakan suara sangat melekat, makin mendekat. Sudah siap mengadakan pertempuran. Bakal terjadi pertumpahan darah dan banjir airmata....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun