Mohon tunggu...
Arifin BeHa
Arifin BeHa Mohon Tunggu... Penulis - Wartawan senior tinggal di Surabaya

Wartawan senior tinggal di Surabaya. Dan penulis buku.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ucapan Amelia Tak Pernah Ganti, "Semoga Tuhan Memberkati"

25 Desember 2017   07:09 Diperbarui: 25 Desember 2017   08:19 2652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak banyak orang-orang dengan kemampuan terbatas berani terjun berusaha. Apalagi bagi seorang anak yang terbilang memasuki fase remaja. Namun tidak demikian bagi Amelia (29). Perempuan ini pukul 06.00 Wib sudah harus keluar rumah, menenteng barang dagangan mendatangi rumah-rumah langganannya.

"Permisiiiii...." adalah kalimat pembuka setiap kali datang di hari Selasa. Saya senantiasa hafal sebab kehadiran Amelia sudah berjalan hampir tujuh tahun. 

Selebihnya, dia buka keranjang bawaannya untuk kemudian satu demi satu dikeluarkan macam-macam makanan dalam kemasan plastik.

Dari rumahnya di Wiguna, wilayah timur Surabaya, menyusuri jalan adalah perjuangan hidupnya. Setidaknya usaha yang dilakoni sejak sembilan tahun silam itu tidak lah sia-sia. Amelia ikut menopang keuangan keluarganya. 

Beberapa waktu lalu, dalam perbincangan dia mengaku kakaknya sudah berkerja di Banyuwangi, sedang adiknya bekerja di sebuah komplek pertokoan Surabaya.

Dia bercerita, dagangan yang dibawa itu merupakan titipan tetangga rumah. Ada keripik singkong, keripik pisang, dan aneka jajanan ringan dengan berat rata-rata 250 gram.

dok pribadi
dok pribadi
Amelia berkisah, dalam sehari rata-rata punya penghasilan bersih Rp 20 ribu. Hal ini tentu bisa dimaklumi karena dia harus berbagi keuntungan dengan tetangganya sang pemilik dagangan.

Saya enggan bertanya berapa jauh dia berjalan setiap hari. Karena suatu saat saya pernah dapati Amelia berjalan kaki di sekitar Kawasan Surabaya Industri Rungkut. 

Terkadang saya melihat dia masuk-keluar di perumahan YKP dan perumahan-perumahan lainnya. Sekalipun demikian dia sudah dipesan oleh kedua orangtuanya, siang hari harus balik pulang.

Dengan kemampuan berkomunikasi terbatas (maaf, bicaranya terbata-bata) lulusan Sekolah Luar Biasa~SLB Kalibokor ini toh selalu tegar. Amelia tidak pernah merasa minder. 

Amelia menapaki hidup dan kehidupannya penuh selalu optimis. Sukses menurut dia,  senantiasa ada batasnya juga. Tetapi dalam segala keterbatasan sukses layak disyukuri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun