Mohon tunggu...
Arifin BeHa
Arifin BeHa Mohon Tunggu... Penulis - Wartawan senior tinggal di Surabaya

Wartawan senior tinggal di Surabaya. Dan penulis buku.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Umroh, Ujian Merawat Rohani

20 Desember 2017   23:04 Diperbarui: 20 Desember 2017   23:58 1707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Masjidil Haram ini difoto pada pergantian tahun baru masehi 1 Januari 2015 (Dok. ABH)

Antara guyon dan serius, berkatalah MC dan komedian beken Djadi Galajapo, "UMROH merupakan kepanjangan dari Ujian Merawat ROHani". Masuk akal kalau akronim tersebut menginspirasi judul artikel ini.

Suatu hari ada kejadian, ketika rombongan umroh mendekati pulang ke tanah air. Jamaah dari berbagai biro penyelenggara umroh pada saat yang sama makan di sebuah hotel. Mereka menunggu jemputan menuju bandara di Jeddah. Seorang jamaah bertanya berapa harga paket wisata umroh pada dua jamaah di sampingnya dari biro perjalanan lain . Ternyata antara satu jamaah dengan yang lain jawabnya berbeda. Alhasil, si penanya sedikit lebih mahal dibanding dua orang yang ditanya. Merasa kemahalan serta merta amarah jamaah tadi meledak. Dia mengumpat travel perjalanan dari segala penjuru.

Ustaz Abdul Aziz (tengah -gamis cokelat) bersama jamaah SAHELIA
Ustaz Abdul Aziz (tengah -gamis cokelat) bersama jamaah SAHELIA
"Setan itu ternyata datang menggoda pada menit terakhir menjelang kepulangan." jelas Abdul Aziz, ketika jumpa saya sepulang umroh. Ustaz Aziz memenuhi janjinya, sebab selagi masih di Mekah, ketika telepon kami berniat segera jumpa.

Gara-gara selisih harga, orang ini tidak lagi bisa mengingat nikmat yang didapat selama berada di tanah suci. Dia lupa dan alpa bahwa sujud dan segala ibadah yang dijalankan seolah-olah terbang lepas kandang tanpa bisa dikekang....

Bersikap ikhlas di antara ratusan ribu orang dengan beragam istiadat memang tidak gampang. Seseorang bisa melaksanakan ikhlas apabila ia telah berlatih sabar dan syukur. Ia senantiasa sabar manakala mendapat cobaan dan bersyukur ketika memperoleh nikmat. Tanpa dua hal itu, ikhlas tidak mungkin bisa dilaksanakan dengan sempurna.

Di lain pihak, biro penyelenggara umroh --atau haji terkadang juga berlindung di balik dua kata: "sabar" dan "ikhlas".  Selagi kemampuan biro perjalanan terbatas, sementara jamaahnya komplain, maka permintaan agar "sabar" dan "ikhlas" semakin sering terbilang. "Sabar yaa..kita sedang berada di tanah suci" demikian kalimat pamungkas dari petugas andaikata ada pelayanan kurang baik.

Umroh akhir tahun dan umroh di bulan ramadhan memang menjadi pilihan favorit. Perjalanan tahun baru biasanya disertai oleh keluarga sebab bersamaan dengan musim liburan sekolah. Saya bersama istri pernah merasakan umroh tahun baru masehi (2014-2015). Ramainya luar biasa.

Umroh serasa kurang afdal tanpa belanja dan sesi foto di Kebun Kurma (Dok. Umrah 2015)
Umroh serasa kurang afdal tanpa belanja dan sesi foto di Kebun Kurma (Dok. Umrah 2015)
Perjalanan ibadah umroh, sesungguhnya tidak bisa diukur dari musim liburan atau pun tidak. Semuanya meninggalkan kesan mendalam. Hakikatnya ibadah umroh atau juga haji mendorong kita dekat dengan Allah. Harga perjalanan umroh dan belanja bukan merupakan tujuan. Kepada Allah Swt kita berserah diri, memohon ampun atas segala kesalahan.

Siapa saja orangnya tentu sepakat, bahwa mendatangi Baitullah merupakan kunjungan ke rumah Allah. Dengan suka ria -diantara ritual belanja tetek bengek,  kita lalu berupaya menghayati "ajaran sejarah" para nabi. Pada pokoknya kita semua datang bertamu. Pemiliknya ya, Allah. Sudahkah kita menikmati hidangan-Nya, berupa thawaf dan sya'i? Sudahkah bertemu dengan Allah, Tuhan Pemilik Semesta Alam? Wallahu a'lam.

Dr. Ali Shariati dalam bukunya berjudul HAJI, terbitan Perpustakaan Salman ITB Bandung (1983) menulis, "Eksistensi manusia tidak ada artinya kecuali jika tujuan hidupnya adalah untuk mendekati ruh Allah. Bebaskanlah diri kalian dari segala kebutuhan dan ketamakan yang membuat kalian lupa kepada Allah..."

Artikel terkait, Pahlawan "Zaman Now", Gandrung Berangkatkan Umroh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun