Mohon tunggu...
Arifin
Arifin Mohon Tunggu... Guru Penulis

Guru biasa yang ingin terus membaca, menulis, berbagi dan bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jantungnya Deep Learning

21 Februari 2025   20:29 Diperbarui: 21 Februari 2025   20:31 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deep Learning Framework (sumber : Michael Fullan)

Prolog

Minggu ini saya mulai berbagi mengenalkan konsep dan implementasi deep learning (DL) kepada teman guru di sekolah-sekolah. Pengalaman berbagi terdahulu, misalnya tentang Kurikulum Merdeka dan Pembelajaran Berdiferensiasi, para guru pada akhirnya lebih banyak fokus kepada aspek administrasinya. Mereka bertanya bagaimana model rencana pelaksanaan pembelajarannya (RPP). Seolah-olah, RPP itulah yang menjadi ujung dan inti dari pendekatan yang sedang dikaji. Dan di sinilah kegagalan itu dimulai. Para guru melakukan simplifikasi bahwa penerapan DL ini sudah cukup ketika mereka sudah bisa membuat RPP, tanpa memahami jantung di dalam kerangka kerjanya. Inilah yang menjadi kekhawatiran saya.

Dalam bukunya Michael Fullan (2020) yang berjudul Dive Into Deep learning: Tools for Engagement, ditunjukkan  bahwa dari empat elemen desain deep learning yang digagasnya, yaitu learning partnership, learning environtment, leveraging digital dan pedagogical practices, Fullan memberikan penekanan pada learning partnership dan aspek culture of learning dalam learning environment.

 

Jantungnya Deep learning

Fullan menegaskan bahwa jantung dari deep learning (the heart of deep learning) adalah learning partnership, yaitu sebuah model hubungan pembelajaran yang benar-benar baru, yang mengubah suara (voice), kendali, dan interaksi antara guru dan siswa serta pihak terkait lainnya.

Dalam deep learning, siswa dan guru tidak hanya bermitra satu sama lain, tetapi juga secara kreatif menemukan cara untuk bermitra dengan orang lain di berbagai kelas, sekolah, dan negara, serta dengan orang tua, ahli, dan komunitas. Hubungan baru ini memiliki potensi untuk membingkai ulang pembelajaran dengan menghubungkan pelajar kepada peluang yang autentik, baik secara lokal, nasional, maupun global. Saat pembelajaran menjadi lebih relevan dan autentik, ia melampaui batas dinding kelas dan secara organik membangun minat serta bakat siswa.

Fokus baru pada hubungan ini menjadi pendorong pembelajaran, dan hal ini tidak terjadi secara kebetulan. Ini membutuhkan pengembangan peran baru bagi siswa, guru, keluarga, dan komunitas.

 

Peran Siswa dalam Learning Partnership

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun