Mohon tunggu...
Arifin Basyir
Arifin Basyir Mohon Tunggu... pensiun pegawai negeri -

jujur aja n terus terang sebenarnya aq ini gaptek asli. awalnya ngenal komputer itu sebagai salah satu mainan anak (komidi puter). demikian juga tentang internet, dulunya ngenal itu sebagai makanan (instan mi, telur dan kornet). awal belajar ngenet didaftarin teman jadi anggota jamaah feisbukiyah (belakangan baru tahu kalau istilah yang bener feisbuker). ketika jadi feisbuker tiap buka akun koq ada tulisan apa yang kau pikirkan dan tuliskan sesuatu di dinding. iseng-iseng belajar nulis disitu. nulis lagi di dinding feisbuker artis tentang surat cinta dan puisi cinta. belajar terus baca koran kompas.com, disitu ada kolom komentar. iseng lagi nulis disitu. pada suatu hari mengenal kompasiana.com. ada kolom komentar yang cukup luas untuk belajar nulis. asyik juga jadi komentator. lama-lama terangsang pingin nulis artikel. waktu ada iklan blogshop, buru-buru ngedaftar. pernah ngikuti blogshop sampai 3 kali (cimart cikarang, kompas jakarta dan itb bandung). sekarang lumayan agak melek teknologi, bisa sedikit nulis n posting aja sudah untung. ya gapteknya masih ada juga sih. belum bisa membuat tautan link klik disini. semoga ada blogshop yang ngajarin gituan. kalau nggak semoga ada relawan yang mau ngajari. aku mau datangi rumahnya, hitung-hitung kopdar... gitu loh. lagian mungkin dapat kopi sungguhan....'kali

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Menyoal Penerapan Bahasa Indonesia Dalam Bekomunikasi di Dunia Maya

15 November 2011   05:40 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:39 923
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Bahasa menunjukkan bangsa, suatu pepatah yang sering dijumpai dalam penuturan bahasa Indonesia. Selain itu dalam rangkaian sumpah pemuda jelas-jelas dinyatakan bahwa menjunjung tinggi bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia. Di lain fihak anjuran atau ajakan agar berbahasa Indonesia dengan baik dan benar sudah lama dicanangkan. Dalam pengertian ini tentu penerapan berbahasa Indonesia secara menyeluruh, baik sebagai bahasa komunikasi lisan maupun tulisan dalam interaksi sosial maupun menyampaikan pesan, termasuk gagasan tulisan ilmiah di dunia akademisi.

Namun kenyataan tidak selamanya sesuai harapan dan tidak terkecuali adalah menimpa kaidah penerapan bahasa Indonesia yang baik dan benar sebagai bahasa komunikasi. Semakin maju peradaban tentu semakin banyak kebutuhan, sementara itu kebutuhan waktu untuk berkomunikasi terasa semakin tidak terpenuhi secara maksimal. Seiring dengan kemajuan teknologi informasi membawa kosekuensi logis semakin diminati kecanggihan teknologi itu untuk berkomunikasi, di dunia maya atau lebih popular disebut internet. Sinyal gelombang elektromagnetik yang marak sebelumnya melalui telpon seluler atau telpon genggam kini semakin sempurna dengan hadirnya online internet dengan berbagai bentuk dan situs yang terkandung di dalamnya.

Dengan alasan efisiensi waktu yang terasa semakin banyak dibutuhkan untuk berbagai urusan dan kepentingan, ternyata menimpa atau mengorbankan penerapan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Apakah bahasa Indonesia harus menyesuaikan diri terhadap kemajuan teknologi informasi, menjadi bahasa yang efisien dan efektif untuk berkomunikasi? Tentu membutuhkan kajian lebih lanjut, kalau tidak bahasa Indonesia akan menjadi korban kerusakan yang ditimbulkan oleh penutur bahasanya sendiri yang menuntut efisiensi, efektifitas, kepraktisan dan atau apapun istilahnya. Bandingakan pada zaman dahulu untuk berkomunikasi tertulis melalui surat yang dikirim lewat jasa pos, membutuhkan rangkaian kalimat atau dalam bentuk puisi, pantun dan sejenisnya. Selanjutnya membutuhkan waktu berhari-hari untuk mencapai sasran dan maksud komunikasi ybs.

Pada masa-masa lalu kerusakan penuturan bahasa Indonesia yang baik dan benar hanya terjadi secara lisan. Sudah bukan rahasia lagi penutur bahasa lisan tidak mematuhi aturan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Banyak faktor yang mempengaruhi fenomena ini, antara lain tingkat pendidikan formal, pengaruh lingkungan etnis dan juga pengaruh bahasa asing memasuki bahasa lisan. Selain itu dengan alasan kerahasiaan tertentu penutur bahasa lisan cenderung membuat istilah sendiri dalam komunitasnya. Di kalangan anak muda misalnya, ada istilah bahasa gaul yang hanya dimengerti oleh kalangan mereka sendiri.

Dalam penuturan bahasa lisan tidak ada bukti fisik yang dapat dipertanggung jawabkan dalam ikut andil merusak kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sulit dilacak siapa yang memulai menuturkan bahasa yang salah itu. Kenyataan menunjukkan bahwa penuturan bahasa yang salah justru semakin berkembang tanpa disadari adanya kesalahan itu. Lebih parah lagi bila penutur bahasa itu seorang pemimpin, tokoh masyarakat atau orang yang berpengaruh di lingkungannya. Termasuk dalam hal ini adalah artis selebritas yang menjadi idola terutama kaum muda. Bukan hanya tatanan rambut dan model pakaian atau busana lain menjadi panutan para penggemarnya. Tetapi tutur kata bahasa lisan juga berpengaruh bahkan seolah menjadi gaya hidup tersendiri.

Yang menjadi masalah masa kini adalah bahasa yang disampaikan melalui teknologi informasi, apakah termasuk bahasa lisan atau bahasa tulisan? Selain itu dunia maya internet termasuk dalam katagori media masa cetak, elektronik atau kedua-duanya. Sebagai contoh sederhana adalah melalui telpon seluler atau telpon genggam yang disebut pesan singkat atau SMS, kenyataan disampaikan secara tertulis di layar monitornya. Pada awalnya tentu bermaksud dalam pengertian bahwa pesan yang disampaikan itu betul-betul singkat. Bukan berarti dengan menyingkat tata cara penulisan yang bertentangan dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar seperti yang lazim terjadi selama ini. Berikut ini salah satu kasus penulisan tersebut :’aq se7 prg ber=qm, bila s4 sgr bls’ . Maksud dari pesan singkat itu adalah : ‘aku setuju pergi bersama dengan kamu, bila sempat segera dibalas pesan ini’

Dengan adanya wahana baru dunia maya atau internet maka penuturan bahasa yang awalnya lisan kini menjadi tertulis. Antara lain tertulis pada papan panel chating, kolom kontak dan rubrik khusus artikel berikut kolom komentar. Seperti halnya tutur kata yang terjadi dalam “chatting”dan komentar dalam berbagai situs, mengikuti tutur bahasa pesan singkat juga menyingkat rangkaian kata atau kalimat dan merusak kaidah bahasa Indonesia yang baikdan benar. Seperti halnya penuturan bahasa lisan yang sulit untuk melacak siapa yang memulai, dalam dunia maya semakin sulit dan justru penyebarannya menjadi semakin cepat meluas di kalangan penutur bahasanya sendiri seiring dengan sifat atau karakteristik dunia maya itu yang demikian pesat perkembangannya.

Selain itu dalam kancah penuturan bahasa lisan yang tertulis pada dunia maya dan pesan singkat cenderung berlaku pula terbentuk akronim yang membentuk kosa kata baru meski mempunyai arti yang berbeda dengan kosa kata aslinya. Awalnya adalah bahasa lisan rahasia yang terjadi di kalangan anak muda atau sering disebut sebagai bahasa gaul. Misalnya gersang (seger/segar dan merangsang), macan (manis dan cantik), sendu (senang duit/uang), duren (duda keren), jahe (janda herang,hebring,heboh), me tante (mi tanpa telur), internet (instant mi-telur dan kornet), dsb. Miras (minuman keras) menjadi miras (mikirin asmara), dll. Termasuk pula akronim yang seolah berbahasa asing, misalnya tell me (telur dan mi), during (duda kering), darling (dadar guling), shoping (sop dan emping), dsb.

Bahasa sebagai bagian dari budaya memang perlu berkembang mengikuti perkembangan budaya penuturnya. Sebagai makhluk sosial penutur bahasa sangat membutuhkan interaksi sosial dan sosialisasi budaya melalui bahasa. Tetapi hendaknya tidak harus mengorbankan kaidah bahasa yang baik dan benar. Memulai dari diri sendiri untuk bertutur bahasa yang baik dan benar secara lisan maupun tulisan sungguh merupakan sesuatu yang sangat susah. Selain penguasaan ilmu bahasa itu sendiri tidak mudah, tetapi juga telah terjadi arus penerapan hahasa yang tidak baku yang sangat cepat merambah.

Mengenang pesan salah seorang pemimpin bangsa, pendiri negara kesatuan ini dalam pidatonya yang berjudul ‘jas merah’ jangan sekalipun meninggalkan sejarah. Beliau kini telah tiada dan menjadi pahlawan. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa-jasa pahlawannya. Sejarah mencatat bahwa sejak jauh-jauh sebelum negara kesatuan ini berdiri, telah terjadi peristiwa sumpah pemuda yang mencanangkan menjunjung tinggi baha persatuan, yaitu bahasa Indonesia. Para pemuda itu kini juga telah tiada dan juga sebagai pahlawan bangsa. Sebagai bangsa yang besar mari kita teruskan perjuangan beliau menjadikan bahasa Indonesia menjadi tuan di negerinya sendiri, sebagai bahasa persatuan dan kesatuan bangsa.

Tags : bahasa Indonesia, budaya, gempita bulan bahasa, komunikasi, sumpah pemuda.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun