Bertahun-tahun kita tentu saja seringkali menemui dan menggunakan plastik ketika berbelanja kebutuhan sehari-hari di warung, minimarket, supermarket dan yang lainnya. Kita menggunakannya hanya sebentar, tidak bertahan lama, lalu kemudian berakhir di tempat sampah. Saya membayangkan  misalnya di kota tempat saya tinggal atau kota-kota lain di Indonesia, sehari bisa menghasilkan sampah plastik begitu banyak. Kita akan kebanjiran sampah, bukan.Â
Pertanyaan yang mucul sekarang adalah  akan ke mana sampah plastik itu bermuara? ya, benar, akan bermuara di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Setelah sampai di TPA, apakah masalah itu selesai? tentu saja tidak.
Sampah plastik butuh waktu puluhan sampai ratusan tahun untuk dapat terurai atau menyatu kembali oleh bumi. Salah satu usaha untuk merawat bumi dari serbuan plastik tentu saja dengan berhenti menggunakan plastik--pelan-pelan
Ketika berbelanja bawalah tas atau tempat untuk barang belanjan kita. KIta begitu acuh terhadap hal-hal yang tidak berdampak langsung oleh diri kita sendiri, tetapi pada akhirnya kita akan kebanjiran sampah, sampah yang kita produksi begitu masif sehari-hari.Â
Upaya-upaya sederhana ini dapat menjadi sebuah langkah besar yang berdampak pada lingkungan, manusia dan semua ekosistem yang hidup di dalamnya. Manusia, semakin bertambah dewasa, semakin berfikir jauh, tentang masa depan diri sendiri, tentang masa depan lingkungan, tenatang masa depan bumi tempat kita berpijak, menghirup udaranya, meminum airnya. Tidak perlu meunggu 22 April setiap tahunnya untuk peduli terhadap  bumi.
Pada akhirnya segala upaya-upaya kecil kita dapat berguna kepada lingkungan. Tak perlu menyalahkan siapapun. Tulisan ini juga untuk menegur diri saya sendiri, menegur siapapun yang membuang sampah di jalan raya.Â