Mohon tunggu...
Arif Budi Setiawan
Arif Budi Setiawan Mohon Tunggu... Psikolog - M.Psi., Psikolog

Psikolog Klinis Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) dr. Arif Zainuddin Surakarta | Psikolog Klinis Aplikasi Daring Alodokter http://s.id/telekonseling | Founder www.psikologklinis.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Meningkatkan "Self Esteem" Remaja Lewat Seni

26 Juli 2021   10:21 Diperbarui: 29 Juli 2021   02:04 1210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak-anak remaja. Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Orang yang memiliki self esteem yang rendah akan memiliki kesejahteraan psikologis yang rendah. Dalam artian, orang yang memiliki self esteem yang rendah, kesehatan psikologisnya juga menurun. 

Kondisi tersebut membuat seseorang akan memperlakukan dirinya dengan cara-cara yang kurang baik (Emler, 2001). Terkait memperlakukan diri secara kurang baik, maka akan berpengaruh pada kondisi fisik, mental, dan emosional (Kernis, 2003). 

Oleh karena itu, self esteem akan menentukan bagaimana ia menampilkan dirinya di lingkungan (Oktavianti, Novia, Rahmawati, 2008). Orang yang memiliki self esteem yang tinggi, ia akan menghargai dirinya sendiri dan menampilkan perilaku yang lebih adaptif di lingkungannya.

Self esteem berawal dari adanya pengalaman yang kurang baik dalam hidup. Orang yang memiliki pengalaman yang kurang baik semasa kecil, akan memiliki risiko memiliki keyakinan diri yang negatif, dan cenderung memiliki self esteem yang rendah. Orang yang memiliki self esteem yang rendah akan menjadi kurang mampu untuk berekspresi. 

Hal ini terjadi karena memiliki persepsi negatif terhadap dirinya dan cenderung kurang memiliki keinginan atau bahkan kurang mampu untuk melakukannya. 

Untuk meningkatkan self esteem pada seseorang, dapat dilakukan dengan terapi seni berbasis kognitif behavior. Terapi tersebut efektif dalam meningkatkan self esteem terutama pada remaja yang mengalami kondisi obesitas dan menjadi korban pembully-an (Hasanah, Borualogo, Wahyudi, 2017).

Ilustrasi mengenal kondisi diri sendiri. Sumber gambar Pinterest/The Mind Journal
Ilustrasi mengenal kondisi diri sendiri. Sumber gambar Pinterest/The Mind Journal

Terapi seni tersebut meliputi restrukturasi kognitif dan eksplorasi dan melepaskan emosi. Tahap eksplorasi dan melepaskan emosi melalui media menggambar dengan tahapan sebagai berikut :

1. Menggali hal yang menghambat dalam diri
2. Menggali kelebihan dalam diri kemudian mensyukurinya
3. Mengeksplorasi tentang kehidupan sosial, bisa pertemanan
4. Eksplorasi suasana hati, perasaan, dan sikap

Restrukturisasi kognitif berupa kegiatan untuk :
1. Menentang pikiran otomatis yang kurang adaptif dengan mengatakan "TIDAK"
2. Menentang pikiran yang tidak menyenangkan
3. Fokus pada kelebihan yang ada pada lingkungan
4. Identifikasi pikiran negatif kemudian mengubahnya menjadi lebih adaptif terhadap lingkungan.

Untuk proses terapi, konsultasikan kepada Psikolog Klinis terdekat atau dengan mengakses penyedia layanan konsultasi jarak jauh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun