Mohon tunggu...
arif budilaksono
arif budilaksono Mohon Tunggu... Freelancer - wisdom of contituante

selalu ada topeng disetiap muka, maka cobalahh buka topeng topeng itu

Selanjutnya

Tutup

Nature

Kurangi Sampah, Mahasiswa KKN UNNES Desa Banjarharjo Ubah Sampah Jadi Ecobrick

11 September 2019   18:05 Diperbarui: 12 September 2019   11:00 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Tiga kecamatan lain yang masuk UPT Brebes, seperti Kecamatan Wanasari, Jatibarang dan Bulakamba juga terjadi peningkatan. Untuk Kecamatan Wanasari, yang biasanya mengangkut 1 dump perhari kini bertambah menjadi 1,5 dump. Jatibarang naik 60 persen dari 3 dump menjadi 4,5 dump. Sedangkan Bulakamba, Naik 50 persen dari 2 dump menjadi 3 dump.

Kecamatan di wilayah UPT Ketanggungan mengalami kenaikkan dari 3 dump menjadi 12 dump per hari untuk kecamatan Tanjung. Kecamatan Larangan dari 3,5 dump menjadi 6 dump. Kersana dari 2 dump naik 9 dump. Sedangkan Ketanggungan dan Banjarharjo dari 3 dump menjadi 17 dump. (Suripto, 2019)

Berdasarkan Undang-undang RI Nomor 18 Tahun 2008, pertambahan jumlah sampah disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: 1. pertambahan penduduk dan perubahan pola konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya volume, jenis, dan karakteristik sampah yang semakin beragam; 2. pengelolaan sampah selama ini belum sesuai dengan metode dan teknik pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan sehingga menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan; 3. sampah telah menjadi permasalahan nasional sehingga pengelolaannya perlu dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat, dan aman bagi lingkungan, serta dapat mengubah perilaku masyarakat; 4. pengelolaan sampah diperlukan kepastian hukum, kejelasan tanggung jawab dan kewenangan pemerintah, pemerintahan daerah, serta peran masyarakat dan dunia usaha sehingga pengelolaan sampah dapat berjalan secara proporsional, efektif, dan efisien (BPS, 2018).

Desa Banjarharjo sendiri pun tidak terlepas dari sebuah permasalahan yang ditimbulkan dari adanya sampah plastik yang sulit untuk terurai. Berdasarkan hasil pengamatan, di lingkungan Desa Banjarharjo, terutama dukuh Nambo masih banyak dijumpai warga yang membuang sampah sembarangan. 

Bahkan, di lingkungan tersebut tidak ada tempat pembuangan sampah, sehingga masyarakat pun membuang sampah di lingkungan sekitar, terutama di aliran sungai.

Banyaknya sampah yang berada di lingkungan Desa Banjarharjo, khususnya sampah plastik merupakan permasalahan yang tidak dapat disepelekan dan harus segera diatasi, sebab dapat merusak lingkungan. 

Oleh sebab itu, prinsip 3R yaitu Reduce (mengurangi), Reuse (Menggunakan kembali), dan Recycle (Mendaur ulang) selayaknya kita terapkan dalam mengatasi permasalahan lingkungan yang diakibatkan oleh adanya sampah plastik dengan cara yang simpel namun efektif, yaitu Ecobrick. Berdasarkan hal tersebut, kelompok kami merasa termotivasi untuk melakukan edukasi dan sosialisasi untuk mengedukasi para generasi muda di Desa Banjarharjo, khususnya anak-anak SD mengenai apa itu ecobrick, bagaimana cara pembuatan ecobrick, apa fungsi dari ecobrick, serta mengapa perlu dilakukannya ecobrick dengan cara melakukan Kuliah Kerja Nyata dengan program kerja utama yaitu Sosialisasi Edukatif Ecobrick.

Kegiatan ini dilakukan di 2 tempat, yaitu di SD N 2 Banjarharjo yang dilaksanakan pada hari Selasa, 30 Juli 2019 dan Rabu, 31 Juli 2019 pukul 10.00 WIB -- selesai dan di SD N 7 Banjarharjo yang dilaksanakan pada hari Jumat, 2 Agustus 2019 dan Sabtu, 3 Agustus 2019 pukul 09.30 -- selesai. Kegiatan ini diikuti oleh siswa kelas 5 dan 6 SD N 2 Banjarharjo dan SD N 7 Banjarharjo dengan jumlah peserta kurang lebih 80 anak.

Pelaksanaan kegiatan edukasi dan sosialisasi ecobrick sebagai upaya konservasi lingkungan hidup di Desa Banjarharjo dalam mengatasi permasalahan lingkungan terkait adanya sampah plastik dilakukan dengan memberikan informasi kepada anak -- anak SD tentang pentingnya menjaga lingkungan, terutama untuk membuang sampah pada tempatnya.

Metode yang digunakan untuk menyampaikan materi dengan metode ceramah kreatif atau dongeng (story telling). Metode ini dipilih karena materi diberikan pada anak -- anak sehingga dongeng lebih menarik ditambah penggunakan boneka tangan saat mendongeng akan menarik perhatian anak -- anak. Selanjutnya, setelah dilakukan edukasi, kemudian dilakukan praktik secara langsung pembuatan ecobrick.

Metode yang digunakan dalam praktik ecobrick adalah metode pelatihan atau praktik langsung, dimana para siswa diminta untuk mengumpulkan botol plastik bekas dan sampah-sampah plastik, kemudian para siswa diminta untuk memasukkan sampah-sampah plastik ke dalam botol bekas sampai sampah plastik terisi secara padat di dalam botol tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun