Faktor Individual juga merupakan pemicu terjadinya KDRT. Seperti sikap arogansi dan tempramental dari suami saat dihadapkan pada suatu permasalahan yang dia bawa ke dalam rumah tangga dan meluapkan emosinya kepada anak ataupun istrinya. Padahal sebagai seorang kepala keluarga yang baik, sebagaimana kita melepaskan sendal/sepatu kita sebelum memasuki rumah begitupun dengan permasalahan kita. Jangan membawa permasalahan itu masuk ke dalam rumah.
3. Faktor Sosial
Rumah tangga terbentuk dari simpul-simpul yang terangkai menjadi satu, simpul-simpul tersebut terdiri dari angggota-anggota di dalamnya yang mencerminkan jaringan sosial yang diikat dengan tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide bersama dan keturunan.
Lingkungan sosial memberikan impact yang sangat besar terhadap perubahan watak dan perilaku seseorang, seorang istri atau suami yang memiliki lingkungan yang toxic di luar rumah tangga bisa saja mengalami perubahan sikap secara tiba-tiba.
Selain itu, antara suami dan istri yang berasal dari latar belakang sosial yang berbeda akan rentan terhadap tindak KDRT, hal ini dikarenakan tidak adanya satu visi normatif dalam menjalankan dan membina sebuah rumah tangga.
C. Pandangan Islam Terhadap KDRT
Islam adalah agama yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, keadilan dan egalitarian. Seluruh ajarannya penuh dengan kemuliaan untuk membebaskan manusia dari penindasan dan kebiadaban.
Islam adalah agama yang sangat anti terhadap kekerasan baik individu maupun kelompok. Dengan demikian jika sebuah rumah tangga diwarnai dengan tindak kekerasan, itu bukanlah bagian dari ajaran Islam.
1. Menurut Al-Qur'an
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
اَلرِّجَا لُ قَوَّا مُوْنَ عَلَى النِّسَآءِ بِمَا فَضَّلَ اللّٰهُ بَعْضَهُمْ عَلٰى بَعْضٍ وَّبِمَاۤ اَنْفَقُوْا مِنْ اَمْوَا لِهِمْ ۗ فَا لصّٰلِحٰتُ قٰنِتٰتٌ حٰفِظٰتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللّٰهُ ۗ وَا لّٰتِيْ تَخَا فُوْنَ نُشُوْزَهُنَّ فَعِظُوْهُنَّ وَاهْجُرُوْهُنَّ فِى الْمَضَا جِعِ وَا ضْرِبُوْهُنَّ ۚ فَاِ نْ اَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوْا عَلَيْهِنَّ سَبِيْلًا ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَا نَ عَلِيًّا كَبِيْرًا
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!