Mohon tunggu...
Arif Alfi Syahri
Arif Alfi Syahri Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

"Hanya Mahasiswa biasa yang mencoba untuk berkarya." •Jurusan : PAI, STAI-PIQ Sumatera Barat •Instagram : @muhammadarifalfisyahri •Email : arifalfisyahri94@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Menjadi Dewasa Itu "Menyiksa"?

11 Agustus 2021   12:34 Diperbarui: 12 Agustus 2021   10:18 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa minggu yang lalu saya mengunjungi beberapa orang teman lama dan kami membicarakan banyak hal. Dari banyak hal yang kami bicarakan ada satu topik menarik, bahwa kami memiliki masalah yang hampir sama sejak lulus dari Sekolah yaitu menjadi dewasa itu berat, sulit dan menyiksa. Mulai dari soal pekerjaan, keuangan hingga percintaan.  Mungkin kami hanya segelintir orang dari jutaan atau bahkan milyaran orang yang merasakan situasi yang sama. Saya berusaha menguraikan apa yang saya amati dan pelajari dalam tulisan berikut ini. 

Saat kecil kita sangat ingin menjadi dewasa, bisa bebas kemana saja, punya banyak uang dan beberapa hal lainnya yang kita tidak bisa lakukan ketika Anak-anak. Namun pada kenyataannya masa dewasa muda adalah masa-masa yang sulit dan pahit bahkan kita berandai-andai agar bisa kembali menjadi Anak-anak yang bisa tertawa lepas, bermain bersama penuh suka ria tanpa memikirkan beban kehidupan yang begitu nelangsa.

Sebuah riset yang dilakukan oleh CBC (Cognitive Behavioral Consultant's) menemukan bahwa 50% dari semua penyakit mental seumur hidup dimulai pada usia 14 tahun, dan 75% dimulai pada usia 24 tahun. Hampir 30% orang dewasa berusia muda memiliki gangguan kesehatan mental, dibandingkan dengan orang dewasa paruh baya (25%) dan orang dewasa yang lebih tua (14%). 

Tak dapat dipungkiri bagi sebagian orang menjadi "dewasa" itu sulit. Kehilangan kenyamanan tiba-tiba dan dukungan masa kanak-kanak, orang dewasa muda sering bergulat dengan transisi menuju kemandirian total. Keseluruhan dukungan struktural dan emosional yang berasal dari tinggal di rumah orang tua mereka hilang, digantikan oleh dunia luar yang sepi dan tidak dikenal. Membangun rasa mandiri itu sulit, dan terkadang menakutkan. Tumbuh dewasa seringkali menjadi perjuangan bagi banyak remaja yang memandang masa dewasa dengan ketakutan daripada kegembiraan untuk menjelajahi dunia dan melakukan banyak hal. Tidak heran banyak orang dewasa muda sering mengalami depresi, kecemasan, gangguan makan, gangguan penyalahgunaan zat, dan mengalami kesulitan memenuhi tonggak perkembangan dalam kehidupan.

Berikut adalah beberapa masalah utama yang dihadapi orang dewasa muda:

1. Akademik 

Transisi dari sekolah menengah ke perguruan tinggi atau perguruan tinggi ke sekolah pascasarjana datang dengan kekakuan akademis dan kecemasan yang meningkat menghinggapi banyak kaum dewasa muda. Orang dewasa muda yang mulai berkinerja buruk mungkin mulai meragukan keterampilan dan kecerdasan mereka, yang dapat melanggengkan nilai buruk dan mengakibatkan rendahnya harga diri dan kurangnya kepercayaan pada diri sendiri.

2. Mencari pekerjaan 

Banyak orang dewasa muda yang masih dalam proses menemukan identitas dan passion mereka tidak tahu harus mulai dari mana untuk mengejar karir. Bahkan mereka yang memiliki jalur profesional yang lebih langsung berjuang untuk mendapatkan pekerjaan. Lebih buruk lagi, banyak peluang memerlukan pengalaman sebelumnya untuk diterapkan, yang menciptakan hambatan lebih lanjut bagi orang dewasa muda yang baru memulai. 

3. Persahabatan 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun