Mohon tunggu...
Arifah syabila
Arifah syabila Mohon Tunggu... Jurnalis - Menulis tanpa batas

Jadilah manusia yang memanusiakan manusia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Agama, Kok Dirasionalkan?

1 November 2020   07:47 Diperbarui: 1 November 2020   07:55 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Agama merupakan sebuah keyakinan masing-masing orang terhadap ( Tuhan, Dewa dan sebagainya ) serta melakukan segala perintah yang di berikan dan menjauhi larangan yang tidak diperbolehkan. 

Terkadang setiap orang itu tahu bahwa agama adalah sebuah keyakinan akan tetapi masih banyak diantara mereka yang tidak yakin dan justru masih memikirkan agama itu apa ? Atau bagaimana menjadi manusia yang beragama itu ? Terlebih ada yang saling mempermasalahkan hukum yang sudah jelas tertera dalam Al-Qur'an dan hadist.

Seringkali dalam memahami dan menelaah maksud dari setiap ayat atau maksud dari setiap hadis itu butuh permainan otak yang kuat. Akan tetapi, semua itu bisa saling berkesinambungan. Jika seseorang itu merasa bahwa dirinya beragama dan beriman maka harus ada keseimbangan yang kuat antara keimanan dan perbuatan disetiap harinya.
 
Berbicara tentang agama, Agama Islam merupakan agama terakhir yang diturunkan oleh Tuhan untuk keseimbangan dunia dan akhirat nanti. Dalam beragama tidak hanya mengajarkan tentang kepercayaan ( keimanan ), Islam juga mengajarkan tentang moralitas atau tingkah laku antara manusia dengan Tuhannya, antara manusia dengan sesamanya serta antara manusia dan alamnya. 

Dalam hubungan manusia dengan Tuhan bisa berupa ibadah dan meyakini bahwa Tuhan itu ada meskipun tidak bisa dijangkau oleh indera penglihatan. 

Hubungan manusia dengan sesamanya itu bisa dengan adanya rasa kasih sayang, saling membantu dan tidak menyakiti satu sama lain. Hubungan manusia dengan alam itu seperti tidak merusak alam dengan membuang sampah atau limbah pabrik disungai, tidak menebang pohon sembarangan dan tidak mengeruk bumi secara besar-besaran dengan kepentingan pribadi. Setiap perilaku selama didunia akan disertakan dengan etika dan tingkah laku yang baik dan benar apabila sudah benar-benar menerapkan "Amar Ma'aruf nahi mungkar".

Gus baha pernah dawuh " setiap nabi bersabda maka kita mengimaninya sekalipun akal kita belum menjangkau ".  Misalnya, pembunuh dan yang dibunuh sama-sama akan masuk neraka. Kita semua paham bahwa orang yang membunuh itu pasti masuk neraka walaupun orang tersebut tidak akan kekal disana ( karena mukmin ). 

Lalu, mengapa orang yang dibunuh juga ikut masuk neraka ?? Bahkan jika dilogikakan orang yang dibunuh merupakan korban dari kejahatan. Kadang sabda nabi itu punya seni sehingga tidak semudah membalikkan tangan dalam memahaminya. 

Maksud dari sabda tersebut adalah si pembunuh sudah pasti memiliki tujuan membunuh begitupun si korban ( orang yang di bunuh ) dia juga memiliki niatan membunuh temannya juga. 

Mereka sama-sama memiliki mental pembunuhan akan tetapi si korban mengalami nasib buruk sehingga dia mati terbunuh. Dari situ kita bisa tahu ternyata ketika terdapat sabda Nabi yang kontroversial sekalipun, itulah yang benar namun belum dijangkau oleh akal pikiran.

Sehingga kita bisa paham bahwa agama itu tidak bisa dilogikakan atau dirasionalkan. Jika ada seseorang yang masih bersikeras memikirkan agama dan melogikakannya maka bisa jadi seseorang itu akan semakin tidak mengimani agamanya sendiri. 

Terlebih akhir-akhir ini banyak orang-orang sekuler dan memiliki gelar mengatakan bahwa "agama itu rasional dan jika dipikir maka akan semakin cerdas". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun