Mohon tunggu...
Imroatul Ngarifah
Imroatul Ngarifah Mohon Tunggu... Lainnya - Be positive thinking

Coretan kecil untuk masa depan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Menengok Pagelaran Drama Berbahasa Arab Mahasiswa UIN Malang

11 Desember 2018   23:33 Diperbarui: 12 Desember 2018   13:24 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

"Cahaya dari Nurs" atau "Nurun Sathi' min Nurs" itulah judul yang disematkan pada sebuah drama berbahasa Arab yang disuguhkan oleh mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Arab, Fakultas Humaniora, UIN Maulana Malik Ibrahim pada hari Kamis, 6 Desember 2018.

Drama ini mengusung nuansa Turki, yaitu perjuangan seorang tokoh agama yang bernama Badiuzzaman Said Nursi dalam melawan pemerintah sekuler di bawah pimpinan Presiden Musthafa Kemal yang berambisi merevolusi sistem pemerintahan Turki sebagaimana sistem pemerintahan Eropa pada masa itu, yaitu sekurelisme.

Di bawah tindasan pemerintah sekuler yang berusaha menghapus agama Islam di Tanah Turki, yaitu dengan melarang madrasah-madrasah maupun majlis-majlis mengajarkan bahasa Arab dan Alquran, Said Nursi tetap berpendirian dan bersikukuh menjaga eksistensi Alqur'an. Ia merangkum ajarannya dalam sebuah catatan yang ia namai "Risalah Nurs".

Drama yang menegangkan ini dibumbui kisah cinta yang begitu romantis. Berawal dari kisah seorang pengembala muda yang kehilangan kambingnya, bersatulah dua keluarga dalam ikatan pernikahan. Hingga lahir buah hati yang sejak bayi sudah menunjukkan keluarbisaannya. Hingga ia tumbuh menjadi ulama besar, Badiuzzaman Said Nursi.

Konflik cerita mulai muncul ketika seorang jendral bersama prajuritnya memporak porandakan majlis ta'lim yang diselenggarakan Said Nursi. Mereka menegaskan kembali bahwa pengajaran Alqur'an dilarang di tanah Turki. Hingga Said Nursi beserta murid-muridnya dipenjarakan dengan dakwahan pemberontakan terhadap pemerintah dan merekapun disiksa.

Pemerintah sekuler Turki berpendapat, bahwa agamalah yang selama ini menghambat kemajuan Turki. Maka masyarakat harus dijauhkan dari Alqur'an dan bahasa Arab.

Setelah penyidikan dan persidangan dilakukan, maka terbuktilah bahwa mereka tidak bersalah.

Drama ini diakhiri dengan meninggalnya seorang tokoh agama di tangan pemerintah karena melakukan pemberontakan secara nyata.

Malang, 11 Desember 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun