Mohon tunggu...
Healthy

Ternyata Neurotransmiter Dapat Mempengaruhi Kondisi Psikologis Manusia

21 Desember 2015   17:57 Diperbarui: 21 Desember 2015   17:57 2659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

 

Berbicara tentang Neurotransmitter maka kita berbicara tentang sel syaraf dalam tubuh manusia. Ada jutaan bahkan milyaran sel syaraf yang terdapat dalam tubuh manusia. Secara sederhana, syaraf berfungsi sebagai wadah penghantar impuls (rangsangan) yang dihantarkan dari satu syaraf ke syaraf lain, seperti misalnya jika anda berjalan menuju meja makan dan hendak mengambil makanan yang ada di atas meja, maka otak memerintahkan impuls yang kemudian dihantarkan menuju tangan kanan, sehingga tangan kanan kita pada akhirnya terangkat dan mampu mengambil makanan yang ada di atas meja. Karena saking cepatnya impuls ini bergerak dalam syaraf maka pergerakannya seolah terlihat seperti cahaya.

Dari contoh di atas bisa kita simpulkan bahwa ada susunan syaraf yang terhampar dari otak menuju tangan kanan, dan jika diteliti lebih lanjut menggunakan mikroskop canggih maka akan nampak bahwa syaraf yang menjulang dari otak menuju tangan kanan itu tidaklah ‘satu’ namun ada ratusan bahkan ribuan yang tersusun pendek-pendek hingga sampai kepada tangan kanan. Tidak sampai disitu saja, ternyata antara satu syaraf dengan syaraf yang lain terdapat celah (ibarat sungai yang menjadi celah antara dua daratan), lalu pertanyaanya adalah bagaimana impuls bisa melewati celah yang membatasi dua syaraf? Jawabnnya adalah dengan menunggangi sebuah zat penghantar yang menghantarkan impuls menyebrangi ujung syaraf menuju badan syaraf selanjutnya. Nah zat penghantar ini desebut dengan Neurotransmitter.

Sejauh ini, para peneliti telah mengidentifikasi lebih dari 50 neurotransmitter, dan tiap-tiapnya memiliki fungsi dan komposisi unik yang berbeda-beda. Untuk medapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai apa yang dilakukan neurotransmitter, mari kita bahas beberapa neurotransmitter yang memiliki dampak besar pada perilaku dan psikologis manusia.

 

Asetilkolin. Biasanya merangsang penembakan neuron (sel syaraf) dan terlibat dalam aksi-aksi otot, belajar, dan ingatan (Brooks, 2006). Racun kurare yang digunakan oleh beberapa suku asli di Amerika Selatan menghalangi fungsi Asetilkolin (ACh) sehingga menyebabkan lumpuhnya otot-otot manusia dan dapat menyebabkan kematian. Penderita Alzheimer, gangguan otak degeneratif yang melibatkan penurunan ingatan, memiliki kekurangan asetilkolin.

Norepinefrin. Ia menghambat penembakan neuron dalam sistem syaraf pusat, tetapi membangkitkan otot jantung, usus, dan alat urogenitalia. Stres merangsang pelepasan norepinefrin. Neurotransmiter ini membantu mengendalikan kewaspadaan. Terlalu sedikt norepinefrin dikaitkan dengan depresi, dan jika terlalu banyak maka akan memicu kadaaan gelisah.

Dopamin. Membantu mengendalikan pergerakan volunter dan mempengaruhi tidur, suasana hati, perhatian, dan belajar. Obat-obat perangsang, seperti meningkatkan gairah, meningkatkan suasana hati, menurunkan kelelahan dan lain-lain biasanya memiliki sistem kerja mengaktifkan dopamin dalam tubuh. Dopamin yang rendah dikaitkan dengan penyakit parkinson dan penurunan pergerakan fisik. Sedang dopamin yang tinggi dikaitkan dengan skizofrenia (gangguan jiwa)

Serotonin. Terlibat dalam pengaturan tidur, suasana hati, perhatian, dan belajar. Dalam mengatur tidur dan bangun, serotonin bekerjasama dengan asetilkolin dan norepinefin. Tingkat serotonin yang rendah dikaitkan dengan depresi. Obat anti depresi Prozac bekerja dengan cara meningkatkn tingkat serotonin dalam otak.

Oksitosin. Merupakan neurotransmitter jenis hormon yang memainkan peran penting dalam peran Cinta dan ikatan antar manusia. Gelombang oksitosin yang kuat dilepaskan ibu-ibu yang baru saja melahirkan, dan oksitosin dikaitkan dengan awalmula laktasi dan ibu menyusui. Ia juga merupakan faktor bagi orang tua untuk merasakan “jatuh cinta pada pandangan pertama” kepada bayi mereka. Dan juga, oksitosin dilepaskan sebagai bagian dari orgasme seksual, dan dianggap memainkan peranan penting untuk membentuk ikatan emosional manusia dengan pasangannya.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun