Mohon tunggu...
Arif Wahyudi
Arif Wahyudi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Jangan melihat hujan dari apa yang jatuh, tapi pada apa yang akan tumbuh.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Catatan Akhir Bulan Suci

11 Mei 2021   11:27 Diperbarui: 11 Mei 2021   11:34 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

1.

apakah sampai padamu berita? Tentang masjidil Aqsha, di halamannya tergenang darah Pada tubuh tubuh yang terbongkar/ Sungguh! ini sebuah tragedi tak Terperi/ Yang kekejamannya melebihi fiksi, apakah sampai padamu berita? tentang rumah rumah yang dihancurkan. Dan tanah tanah yang meratap berpindah tuan/ apakah sampai padamu berita? Tentang balita yang menggenggam batu/Lalu, Dengan dendam menyertai menghantamnya ke barisan serdadu.

Tapi orang orang  di negeriku atau di dalam negerimu masih saja mengernyitkan kening/"Palestina? Untuk apa memikirkan Palestina? Persoalan di negeri sendiri menjulang!/ Sejarah panjang Palestina adalah kegetiran di lingkupi harapan, ada ketidakberdayaan dan ketidakadilan/ 

janji-janji perdamaian dan kemerdekaan Palestina layaknya ilusi, dipetik bersama nada kecapi/ dan pada tangkai bulan di pucuk sepi getarkan beribu mimpi./ serdadu kembali datang dengan pistol dan belati/ mereka sembahyang dalam kepungan asap dan api. 

Membangun dan memperluas permukiman/ menyita tanah/menghancurkan rumah/ mendeportasi warga dari rumah/ adalah jelas praktik tidak sah/ yang melanggengkan pendudukan dan merusak peluang mencapai perdamaian yang adil dan komprehensif

2.

Palestina, Bagaimana Bisa Aku Melupakanmu/ Ketika rumah-rumah diruntuhkan bulldozer/ dengan suara gemuruh menderu/ serasa pasir dan batu bata dinding kamar tidurku bertebaran/ meneteskan peluh merah dan mengepulkan debu yang berdarah.

Palestina/tak lahir untuk membenci/ Tapi tentara zionis membunuh ibu mereka./  Palestina tak lahir untuk marah/Tapi Israel melarangnya merdeka/palestina di tindas/palestina di miskinkan/Tak ada yang bisa dimakan.

Aku melihat Televisi/ Ada apa dengan Palestina? Aku mencari tahu/kubuka peta dunia/Di sisi selatan Lebanon/Di sisi barat Jordania/Di situlah Palestina/ tepat Di peta itu, di wilayah Palestina/ Air mata ku menetes/ Ada apa Palestina? Tanyaku sekali lagi/ kubuka data sejarah/ Ribuan tahun sudah/Anak manusia saling membunuh 

Selanjutnya..Tahulah aku/ Palestina bukan hanya wilayah geografi/ Palestina bukan hanya isu kekuasaan/Palestina adalah tragedi kemanusiaan/ku seka air mata di peta itu/Kini air mata itu pindah/Menjadi Air Matanya.

3.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun