Mohon tunggu...
Aries Heru Prasetyo
Aries Heru Prasetyo Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi bidang Crisis Management

Aries Heru Prasetyo, MM, Ph.D menyelesaikan pendidikan S-1 dan S-2 di Universitas Airlangga Surabaya, kemudian melanjutkan pendidikan Doktoral di Fu Jen Catholic University, Taiwan.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

3 Tips Jitu Kelola Keuangan demi Stabilitas Sistem Keuangan

13 April 2020   18:50 Diperbarui: 13 April 2020   18:46 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pandemi Covid-19 memang datang dengan tiba-tiba. Sejak merebak di kota Wuhan akhir tahun 2019 lalu, penyebaran virus kini sangat cepat terjadi khususnya di wilayah luar Tiongkok. Oleh karenanya kebijakan pembatasan sosial berskala besar atau karantina wilayah dijalankan demi meredam laju penyebaran virus. 

Realitas ini spontan berpengaruh pada sisi ekonomi masyarakat. Sebagian besar perusahaan menerapkan sistim bekerja dari rumah serta menghentikan sementara kegiatan produksi. Opsi itupun kemudian turut berdampak pada penurunan pendapatan karyawan. Padahal sisi pengeluaran rumah tangga tak dapat ditekan begitu saja.

Studi lapangan yang kami lakukan menunjukkan bahwa masyarakat kini meningkatkan perhatian kepada sisi kesehatan keluarga. Mulai dari menambah asupan gizi hingga munculnya biaya pengobatan khususnya bagi mereka yang terkena symptom. Bila tak segera dilakukan tindakan strategis, niscaya kondisi besar pasak daripada tiang ini akan melemahkan kinerja ekonomi keluarga. 

Beberapa kewajiban seperti pembayaran cicilan, pembayaran asuransi atau bahkan membayar uang pendidikan putera-puteri akan terhambat. Hilangnya kemampuan untuk melunasi kewajiban tersebut secara psikologis dapat memicu stress yang kemudian melemahkan daya tahan tubuh kita. Kondisi inilah yang membuat kita rentan terkena virus.

Agar terhindar dari konteks tersebut, tiga alternatif ini dapat menjadi pertimbangan anda. Pertama, benahi pola pengaturan keuangan keluarga anda. Mulailah mencatat setiap kewajiban anda, mulai dari jumlah nominal yang harus dibayar dan kapan tenggat waktu pelunasannya. Bila memungkinkan sertakan pula surat tagihan sebagai bukti otentik agar kita dapat mencermatinya secara lebih akurat. 

Bila kewajiban tersebut terkait kontrak pinjaman dengan pihak perbankan atau lembaga pembiayaan, maka cermati adanya peluang untuk menjadwalkan ulang pembayaran cicilan bulanannya. Bila penjadwalan ulang dapat dilakukan maka segeralah menghubungi staf bagian kredit di bank atau lembaga pembiayaan tersebut untuk meminta penangguhan pembayaran selama beberapa bulan.

Setelah berhasil memetakan sisi kewajiban, cobalah untuk mencatat semua aset anda, baik yang bersifat aset lancar seperti uang kas, uang tabungan deposito, investasi di surat berharga saham atau obligasi maupun aset tetap seperti emas batangan, tanah maupun apartemen. Dengan cara itu anda akan mudah memetakan setiap kekayaan berikut keterangan apakah aset tersebut sudah lunas atau belum dan apakah surat bukti kepemilikan telah disimpan dengan baik. 

Tujuannya adalah ketika anda harus mengkonversi aset tetap maka opsi aset mana yang perlu dijual terlebih dahulu dapat dipetakan dengan pasti. Jangan lupa, menjual di saat pandemi seperti ini bukanlah hal yang mudah. Oleh karenanya anda perlu ekstra hati-hati untuk memilih aset mana yang wajib dilepas terlebih dahulu. Jangan menjual aset yang masih dalam masa waktu pembiayaan oleh pihak ketiga karena itu akan menurunkan nilai aset anda.

Tanpa disadari, pola di atas membuat kita memahamai arti penting berinvestasi di emas batangan atau yang lazim disebut dengan logam mulia dibandingkan dalam bentuk perhiasan karena harga yang lebih stabil, atau memanfaatkan obligasi sebagai alternatif investasi mengingat harga saham sangat berkorelasi positif dengan kondisi ekonomi. Rumusan ini setidaknya akan menjadi bekal pola pengelolaan kita pasca pandemi berakhir.

Tips kedua adalah mengendalikan sisi pengeluaran keluarga. Pada banyak kasus panic buying, faktor pemicunya adalah ketakutan akan meningkatknya beban pengeluaran selama masa pandemi. Padahal pola itulah yang memicu kondisi panik massal yang pada akhirnya akan mengganggu stabilitas keuangan nasional. Jika anda tak mau hal itu terjadi maka pengendalian kas dan tabungan untuk konteks konsumsi akan menjadi langkah kunci. 

Bagi anda yang memiliki lebih dari satu kartu kredit, ini adalah saat yang tepat untuk melihat kembali tagihan kartu anda. Cobalah dengan bijaksana mengurangi hal-hal yang tidak terlalu dibutuhkan selama kebijakan pembatasan sosial diberlakukan. Sebagai contoh premium subscription untuk tayang online tertentu, atau menunda perpanjangan keanggotaan fitnes atau golf anda. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun