Mohon tunggu...
Aries Heru Prasetyo
Aries Heru Prasetyo Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi bidang Crisis Management

Aries Heru Prasetyo, MM, Ph.D menyelesaikan pendidikan S-1 dan S-2 di Universitas Airlangga Surabaya, kemudian melanjutkan pendidikan Doktoral di Fu Jen Catholic University, Taiwan.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Melawan Kepanikan

8 April 2020   06:00 Diperbarui: 8 April 2020   06:00 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Maka kehadirannya di dalam sebuah komunitas kiranya tidak memerlukan response kepanikan dari pihak yang lain, mengingat mereka telah dinyatakan sembuh. 

Pada konteks tersebut dapat dilihat bahwa kunci bagi kita dalam melewati masa krisis ini adalah sebuah konsep yang disebut dengan manajemen kepanikan. Merujuk pada beberapa pakar manajemen, kepanikan masyarakat dalam ranah sosial cepat atau lambat akan berimbas pada sisi ekonomi.

Dan itulah yang saat ini tengah dirasakan oleh dunia. Penyebaran virus yang begitu masif telah membuat adanya kebijakan penutupan sejumlah fasilitas produksi sebab bagaimanapun, kesehatan kita jauh melebihi dari segalanya. Namun sebagai dampaknya, ada begitu banyak perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan. 

Di sisi lain, penjualan mengalami penurunan mengingat masyarakat akan berkonsentrasi pada upaya untuk menghadapi penyebaran virus. Alhasil tanpa skema pemulihan ekonomi yang tepat dan terencana, ancaman krisis akan menjadi kepanikan susulan.

Tengoklah sekarang, sejumlah otoritas keuangan dunia tengah berupaya untuk memangkas bunga acuan hingga mengarah pada 0% demi terbangunnya optimisme pasar. Ini adalah perang melawan sebuah kepanikan pasar. Di Indonesia sendiri, indeks harga saham di bursa efek menurun cukup tajam. Ini menunjukkan bahwa aksi jual masih mendominasi pola perdagangan yang ada. 

Hal yang sama turut terjadi di pasar uang. Nilai tukar Rupiah-pun melorot cukup banyak hingga menembus level Rp. 16.000,- per Dollar Amerika Serikat.

Realitas ini sekali lagi mengingatkan kita bahwa kepanikan pasar tengah melanda perekonomian nasional. Lalu adakah upaya yang dapat meredam kepanikan tersebut?

Solusinya hanya satu yakni tumbuhnya kesadaran bahwa kita harus melawan setiap kepanikan yang ada. Membangun semangat optimisme kini menjadi hal yang sangat penting.

Tidaklah mustahil bila kita semua berharap agar badai ini akan lekas berlalu. Adaptasi dengan situasi yang tengah terjadi kiranya menjadi modal bagi tumbuhnya kesadaran untuk melawan setiap kepanikan. Satu refleksi sederhananya adalah bahwa dalam kondisi apapun, bisnis dan roda ekonomi harus tetap berjalan. 

Kebijakan bekerja dari rumah atau work from home kiranya dapat dilakukan secara optimal. Target kinerja harus tetap menjadi alat ukur produktivitas kerja meski tidak secara fisik berada di gedung perkantoran. Pola inilah yang secara perlahan akan membangun optimisme akan hari depan yang lebih cerah.

Ketika kita mampu beradaptasi dengan baik, niscaya produktivitas nasional akan tetap terjaga. Maka di situlah roda ekonomi akan terus berputar. Marilah bersama kita tetap membangun optimisme dalam melalui masa-masa ini. Selamat berefleksi, sukses senantiasa meneyrtai Anda!.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun