Mohon tunggu...
Ariel Hosea
Ariel Hosea Mohon Tunggu... Mahasiswa

20 y.o | mahasiswa s1 sistem informasi ( semester 6 ) di STIKOM Yos Sudarso Purwokerto | gen z yang menulis | awalnya karena coba-coba lalu jadi hobby | lewat tulisan, saya ingin berbagi | lewat tulisan, saya ingin tumbuh

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Food Vlogger atau Tukang Makan Gratis?

13 Maret 2025   19:00 Diperbarui: 15 Maret 2025   15:57 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang food vlogger | Sumber: Freepik.com

"Food vlogger bisa jadi influencer kuliner, tapi jangan sampai jadi tukang makan gratis yang merugikan usaha kecil!"

Pernah nggak sih, kalian nonton video food vlogger terus langsung ngiler pengen nyobain makanannya? Fenomena food vlogger memang makin booming, dan mereka sering jadi referensi buat kita yang suka kulineran.

Tapi di balik semua video menggoda itu, ada satu hal yang mulai bikin resah: food vlogger yang cuma pengen makan gratis tanpa benar-benar memberikan review yang jujur dan objektif.

Pertanyaannya, apakah ini masih bisa dibilang fair, atau malah merugikan pemilik usaha? Food vlogger punya pengaruh besar dalam membentuk opini publik tentang sebuah tempat makan. Mereka bisa bikin restoran kecil tiba-tiba viral dalam semalam.

Tapi, kalau niatnya cuma cari makan gratis tanpa mempertimbangkan dampaknya, kasihan dong pemilik usaha yang sudah susah payah membangun bisnisnya.

Jadi, mari kita bahas lebih dalam tentang modus food vlogger yang hanya cari makan gratis, dampaknya bagi pemilik usaha, dan bagaimana seharusnya etika seorang food vlogger.

Modus Makan Gratis Berkedok Review

Coba bayangkan kalian punya usaha kuliner, terus tiba-tiba ada food vlogger datang dan bilang, "Saya mau review makanan di sini, nanti bisa viral loh!" Sebagai pemilik usaha, pasti ada harapan kalau ini bakal jadi peluang promosi.

Tapi, setelah makanan disajikan, eh ternyata reviewnya asal-asalan, atau bahkan nggak diunggah sama sekali! Tren ini makin marak seiring bertambahnya jumlah food vlogger di media sosial.

Ada yang benar-benar niat membantu bisnis kecil, tapi ada juga yang cuma manfaatin status mereka buat makan gratis. Lebih parah lagi, ada yang kalau permintaannya ditolak, malah langsung ngejatuhin restoran itu dengan review buruk.

Bayangin, gimana rasanya kalau usaha yang udah dibangun dengan susah payah tiba-tiba dapat komentar negatif hanya karena nggak mau kasih makan gratis?

Ada juga kasus food vlogger yang setelah dapat makanan gratis, cuma bikin review singkat yang nggak informatif. Atau malah sengaja kasih reaksi berlebihan demi konten viral, padahal rasanya biasa aja. Kalau kalian jadi pemilik usaha, pasti kesel banget kan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun