Mohon tunggu...
Ari ElfinTaris
Ari ElfinTaris Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hadir jika ingin menulis

Menuang apa yang ada di kepala

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Problem Mudik 2021

19 Mei 2021   03:51 Diperbarui: 19 Mei 2021   03:57 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lebaran kali ini sangat berbeda dengan lebaran tahun sebelumnya. Lebaran kali ini tidak dipenuhi dengan canda dan tawa dari keluarga yang jauh dari rumah. Kita dipaksa untuk bisa menahan diri di rumah sampai pandemic berakhir. Aturan ini dibuat dengan alasan yang jelas dan kita semua bisa melihat efek dari pandemic ini.

Banyak sekarang yang bertanya-tanya mengapa mudik dilarang. Mengapa kita tidak dibiarkan mudik dengan protocol kesehatan yang jelas. Dibandingkan dilarang yang pada akhirnya banyak masyarakat yang nekat melalui jalan tikus yang memiliki risiko kecelakaan yang lebih tinggi, atau bahkan bisa mencelakai orang lain.

Berikut penyebab mudik dilarang oleh pemerintah :

  1. Meningkatnya mobilitas = meningkatnya kasus terpapar covid. 

Hal ini didukung oleh data yang ada bahwa mobilitas memiliki hubungan dengan kasus terpapar covid. Contohnya Provinsi Riau dengan peningkatan mobilitas selama 7% dan tingkat positif korona meningkatan sebesar 71%. Provinsi Jambi tingkat mobilitasnya meningkat 23% dan tingkat positif korona meningkat 14%. Provinsi Lampung tingkat mobilitasnya meningkat 33% dan tingkat positif korona meningkat 14%. Dari sini kita bisa lihat bahwa faktanya meningkatkan mobilitas akan meningkatkan angka positif korona.

2. Mudik berisiko berat bagi lansia.

Faktanya bahwa lansia mendominasi korban jiwa akibat Covid-19, yaitu sebesar 48%. Dari sini kita bisa lihat bahwa banyak sekali lansia yang mendominasi korban jiwa akibat covid-19. Apalagi mudik bertujuan untuk bertemu dengan orang tua (lansia).

3. Di perjalanan mudik bisa kemungkinan terkena covid.

Sebelum mudik mungkin kita sudah test covid dan ternyata hasilnya negative. Mungkin saat awal perjalanan kita masih berpikir bahwa kita negative. Tetapi kenyataannya saat perjalanan kita tentu akan terus bertemu orang dan kita tidak tahu apakah orang tersebut terkena covid atau tidak. Dari sana kita bisa berisiko terkena covid.

 

Foto : www.covid19india.org
Foto : www.covid19india.org

Dari penyebab tersebut tentu ada risiko yang besar. Risiko yang sangat mudah terjadi, karena penyebaran virus ini sangat mudah terjadi.

Dari negara lain kita juga bisa belajar bahwa negara kita juga bisa menjadi negara selanjutnya yang terdampak covid. Negara seperti India yang memiliki tingkat covid yang sangat tinggi, dan negara-negara eropa yang tingkat penyebaran covid sangat mudah. Jika tingkat mobilitas tinggi tentu risiko penyebaran virus juga akan semakin tinggi dan tidak ada kata tidak mungkin jika negara kita bisa seperti negara mereka.

Mudik saat ini menjadi problematika yang sangat rumit. Kita dihadapkan kepada masalah yang sangat sulit diperlambat penyebarannya. Bahkan kita tidak bisa melakukan tradisi yang biasanya kita lakukan hanya karena virus covid ini. Dan virus ini pun masih belum ditemukan obatnya yang dapat menyembuhkan secara total. Saat ini kita hanya bisa mencegah penyebarannya. Daan berharap pandemic ini bisa selesai sesegera mungkin. Untuk mencegahnya tentu kita perlu bekerja sama dengan pemerintah untuk bisa mencegah penyebaran ini.

AET 12

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun