Mohon tunggu...
Arief Purnama
Arief Purnama Mohon Tunggu... Guru - Guru kampung

hanya dari seorang arief | tetap tersenyum

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bagaimana Game Online Menghambat Pendidikan Karakter Anak?

15 Maret 2018   11:30 Diperbarui: 16 Maret 2018   13:02 1542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: redwagongames.com

oleh: Arief Purnama, S.Pd

Di era modern yang semakin canggih ini perkembangan teknologi melaju begitu pesat. Terlebih pada dunia online dimana setiap konektifitas dan komunikasi menjadi sangat mudah dan cepat. Semua orang dari belahan bumi manapun dapat dengan mudah dan cepat terhubung. Tentu dengan akses internet semua menjadi begitu dekat.

Pesatnya perkembangan dunia online tidak luput dari pantauan para pembuat aplikasi atau programmer game berbasis online. Jika dulu sebelum perkembangan dunia online secanggih saat ini, para pembuat game atau programmer menyajikan game dalam bentuk alat bermain game seperti Nintendo ataupun Playstation. Permainan hanya dilakukan oleh pemain sendiri atau maksimal berdua disatu tempat yang sama menggunakan alat yang bernama stick. Namun kini kecanggihan teknologi mampu membuat aplikasi permainan berupa game online.  

Game online  memungkinkan para pemain berada pada tempat yang berbeda. Pemain yang satu berada di suatu tempat dan pemain lainnya berada di tempat lain entah dimana. Bahkan tidak menutup kemungkinan para pemain berada pada lokasi di Negara yang berbeda. Hal ini sangat dimungkinkan bila programmer membuat server yang jangkauannya jauh lebih luas. Ini lah yang dapat dikatakan bahwa era globalisasi menjadikan yang jauh terasa sangat dekat.

Programmer dalam membuat permainan di game online sangat memahami betul kebiasaan banyak orang yang mudah kecanduan bila bermain game. Mereka merancang sedemikian rupa sehingga banyak pemain tanpa sadar menjadi kecanduan. Keseruan dalam permaian-permainan di game online tidak jarang membuat orang enggan menyudahi permaiannya.

Game online bila dimainkan hanya sekedar hiburan belaka dan tidak dimaikan berlama-lama, mungkin dapat memberikan manfaat positif bagi penggunanya. Namun apa bila pengguna atau pemain sudah kecanduan maka hal ini sangat mengkhawatirkan. Belum lagi masalah konten yang terkandung dalam permainan tersebut. Banyak konten dalam game ononline sangat tidak sesuai dengan budaya dan karakter bangsa Indonesia.

Bangsa Indonesia saat ini sedang menggalakkan pendidikan karakter anak, baik di rumah oleh orang tuanya maupun di sekolah oleh gurunya. Bahkan disetiap wacana yang berkaitan dengan pendidikan selalu yang dikedepankan adalah pendidikan karakter. Kita ketahui bersama bahwa pendidikan karakter meliputi kompetensi religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokrasi,  semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab.

Penyelenggaraan pendidikan karakter anak, bukan tidak ada hambatannya. Hambatan datang baik dari dalam maupun dari luar diri anak sebagai objek pelaku dalam pendidikan karakter. Salah satu hambatan dari dalam diri anak adalah rasa malas dan hambatan dari luar adalah keseruan permainan game online. Pertemuan rasa malas dari dalam diri anak dengan keseruan permainan game online menjadi titik awal dari muncul dan tumbuhnya hambatan bagi tercapainya tujuan pendidikan karakter anak. Rasa malas pada diri anak akan tumbuh subur seiring dengan keasikan dan keseruan dalam memainkan permainan di game online. Dari sinilah muncul kecanduan anak terhadap game online.

Kecanduan anak terhadap game online pada taraf tingkat tinggi membawa dampak yang sangat tidak baik bagi pendidikan karakter anak. Kecanduan permainan game online sangat efektis dan massif dalam menghambat proses pendidikan karakter anak. Bahkan kecanduam permanen terhadap permainan game on-line mampu mengubah karakter dan prilaku baik anak menjadi prilaku yang mengkhawatirkan.

Kekhawatiran terhadap bahaya kecanduan permainan game online bukan tanpa alasan. Biasanya anak yang sudah kecanduan hampir tidak pernah mau lepas atau tidak mau menyudahi dari permainnya di game online. Sehingga anak menghabiskan banyak waktu untuk itu. Waktu yang seharusnya untuk belajar akan habis hanya untuk bermain. Bahkan yang paling membahayakan adalah terlewatnya waktu sholat. Banyak anak yang melewatkan waktu sholatnya karena keasikan bermain game online. Tujuan pendidikan karakter dalam upaya meningkatkan sikap religius anak menjadi terhambat.

Terhambatnya pendidikan karakter anak selain pada kompetensi religius juga pada kompetensi peduli sosial. Keasikan akan keseruan permainan game online menjadikan anak anti sosial. Mereka lebih suka menyendiri, mengasingkan diri dan jauh dari lingkungan sosial karena lebih fokus pada permainannya di game online. Jika hal ini terjadi dan berlarut-larut maka sangat tidak baik bagi perkembangan karakter anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun