Mohon tunggu...
Arief Nur Rohman
Arief Nur Rohman Mohon Tunggu... Guru - Manusia

Pegiat Moderasi Beragama Provinsi Jawa Barat. Menaruh minat pada Pendidikan, Pengembangan Literasi, Sosial, Kebudayaan, dan Pemikiran KeIslaman.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sumpah Pemuda dan Kesantunan Berbahasa Kita

28 Oktober 2021   06:45 Diperbarui: 28 Oktober 2021   06:48 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumpah Pemuda (Sumber: Dok. Pribadi)

"Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia"

Sejarah panjang bangsa ini tidak terlepas dari peran pemuda sebagai aktor utama. Peran pemuda mempunyai andil besar dalam merumuskan cita-cita bangsa. Dahulu, pemuda  menjadi pelopor persatuan nasional yang merumuskan pentingnya persatuan dan kesatuan. 

Hal ini mengejawantah dalam simbol tanah air, kebangsaan dan bahasa persatuan Indonesia dalam bingkai sumpah pemuda.

Perayaan Hari Sumpah Pemuda ke 93 menjadi berbeda, masa pandemi ini menuntut kita mempunyai kesadaran kolektif tentang semangat persatuan, spirit kebangsaan yang tidak boleh luntur serta kerja-kerja penggunaan bahasa yang santun di berbagai platform media sosial kita. 

Di masa pandemi ini, banyak cara yang dapat kita lakukan bersama dalam rangka perayaan Hari Sumpah Pemuda, antara lain dengan mengisi berbagai platform media sosial kita dengan tagline kebangsaan, seminar virtual dan mengampanyekan spirit perjuangan pemuda di ranah virtual.

Hari ini kita melihat, tidak sedikit dari para pemuda kita mengisi media sosial dengan sumpah serapah yang serampangan. 

Caci maki, komentar kotor, menebar ujaran kebencian, hoaks, teror dan sikap berbahasa yang tidak santun lainnya yang dialamatkan kepada mereka yang tidak sejalan sehaluan dengan pribadinya. Tentunya hal ini tidak sesuai dengan spirit para pemuda pendahulu kita. 

Para pemuda dulu, dalam semangat sumpah pemuda, dapat menyatukan berbagai ragam perbedaan menjadi persatuan. Rasa saling memiliki dan pengakuan terhadap tanah air, bangsa dan bahasa menjadikannya modal utama dalam menyongsong kesadaran dan cita-cita bersama.

Alangkah elok jika hari ini kita menirunya dengan spirit dan reflektif yang sama dalam mengisi kemerdekaan bangsa. Kita bisa mengisinya dengan hal-hal kecil, dengan berbahasa yang santun, misalnya. 

Kemajuan satu bangsa tidak terlepas dari para pemudanya. Kita menyadari betul akan pernyataan ini, namun seolah berbanding terbalik jika para pemuda kita dalam keseharian tidak mempunyai kesadaran bersama akan maha pentingnya penggunaan bahasa yang santun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun