Mohon tunggu...
Arief
Arief Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Pernah nulis dibeberapa media seperti SINDO, Jurnas, Surabaya Post, Suara Indonesia (dulu dimasa reformasi), Majalah Explo dll. ( @arief_nggih )

Selanjutnya

Tutup

Money

BUMN Semen Indonesia Berjaya di Vietnam

12 April 2017   03:12 Diperbarui: 12 April 2017   11:00 5989
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak semua BUMN Indonesia adalah “jago kandang”, beberapa diantaranya adalah “berani bertarung” di negara lain. Salah satunya adalah Semen Indonesia yang memutuskan untuk berekspansi ke Vietnam pada 12 Desember 2012, pilihan itu tentu saja bukannya tanpa alasan. Setidaknya ada 3 alasan mengapa Semen Indonesia memilih Vietnam.

Pertama, Vietnam merupakan negara yang memiliki garis pantai yang panjang, sehingga lokasi sangat bagus untuk menjadi hub agar SMIG bisa memasok suplai ke regional. Hal ini akan membantu mewujudkan target SMIG sebagai pemain Asia Tenggara yang terbesar.

Kedua, Vietnam baru saja mengalami kelesuan di bidang ekonomi sehingga membuat kita lebih mudah masuk. Negara yang sedang mengalami kelesuan umumnya lebih baik saat menyambut investor, apalagi hubungan Indonesia dan Vietnam sudah terjalin dengan baik.

Ketiga, TLCC merupakan perusahaan yang cukup bagus, dengan teknologi yang baik dan infrastruktur yang memuaskan.

Fakta-fakta tentang Vietnam:

  • Pertumbuhan ekonomi tahun 2012 mencapai 5,03 persen atau turun dibandingkan tahun 2011 yang sebesar 5,89 persen. Pertumbuhan ekonomi tahun 2012 merupakan yang terburuk dalam 13 tahun terakhir. Rendahnya pertumbuhan ekonomi disebabkan karena inefisiensi BUMN, bank, dan investasi publik.
  • Jumlah penduduk mencapai 91,5 juta atau nomor 14 di dunia.
  • Angka kemiskinan mencapai 11 persen pada tahun 2012, turun tajam dibandingkan tahun 2002 yang mencapai 29,5 persen.

Setelah menjadi pemimpin pasar di dalam negeri, ekspansi ke Vietnam menjadikan Semen Indonesia menjadikan kawasan regional sebagai “permainan catur” yang lebih kompleks namun memberikan peluang pertumbuhan yang lebih besar :

  • Produsen  semen lebih ekonomis jika didistribusikan dekat dengan daerah pemasaran utama;
  • Wujud dari realisasi visi perusahaan menjadi pemain industri persemenan terkemuka di pasar regional;
  • Partisipasi pada upaya peningkatan peran Indonesia dalam bidang ekonomi di kawasan regional;
  • Menurunkan risiko kondisi negara sebagai area pemasaran utama melalui perluasan area pemasaran ke kawasan regional;
  • Kawasan regional Asia Tenggara merupakan daerah dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil ditengah gejolak perekonomian global;
  • Sebagai antisipasi pemberlakuan ketentuan ASEAN Free Trade Area (AFTA).

Kinerja Thang Long Cement Company Vietnam yang diakuisisi Semen Indonesia pada Desember 2012, saat ini mencatatkan sebagai salah satu perusahaan semen terbaik di Vietnam. Siapa sangka perusahaan semen milik salah satu konglomerat Vietnam yang baru saja didirikan di tahun 2008 dan kesulitan bersaing karena kapasitas terpasang pabrik semen di Vietnam jauh diatas konsumsi semen di Vietnam. Kapasitas terpasang pabrik semen di Vetnam sebesar 72 juta ton, namun konsumsi dalam negeri hanya 48 juta ton di tahun 2012 atau 66,7%. Pada saat Semen Indonesia mengakuisisi Thang Long Cement Company Vietnam (TLCC) kinerja perusahaan tersebut sungguh menyedihkan karena dari kapasitas terpasang 23 juta ton hanya mampu beroperasi 60% kapasitas atau sedikit dibawah rata-rata utilisasi di Vietnam.

Profit margin industri semen di Vietnam rata-rata dikisaran 17 % untuk kapasitas produksi 100%. Dapat dibayangkan dengan kapasitas produksi hanya 60% sudah pasti kondisi TLCC adalah merugi.

TLCC merupakan salah satu produsen semen terkemuka di Vietnam dengan total kapasitas produksi sebesar 2,3 juta ton semen per tahun. TLCC memiliki pabrik semen  di provinsi Quang Ninh yang terintegrasi dengan pelabuhan laut Cai Lan, dan pabrik penggilingan di pinggiran kota Ho Chi Minh dengan jalur transportasi sungai Mekong, serta jalan raya antar daerah dan pelabuhan internasional. Integrasi itu menjadikan pabrik TLCC memiliki sistem distribusi yang  efektif dan efisien. TLCC juga memiliki persediaan bahan baku yang besar, sehingga berpeluang besar untuk dikembangkan di masa mendatang.

Untuk pembelian saham mayoritas di TLCC ini, nilai valuasi perusahaan adalah sebesar 335 juta dolar AS dengan porsi kepemilikan sebesar 70 persen saham. Investasi SMIG di TLCC ini merupakan tonggak sejarah yang sangat penting dalam mewujudkan visi perusahaan menjadi pemain regional di bidang semen, serta langkah strategis untuk mengantisipasi pasar bebas ASEAN 2015. Pembelian TLCC ini juga akan meningkatkan hubungan bilateral antara Indonesia dengan Vietnam. Saat ini lambang negara Indonesia terpampang di TLCC Vietnam, seperti bendera merah putih yang berdiri sejajar dengan bendera Vietnam.

Kinerja TLCC Kinclong hanya 1 tahun sejak di akuisisi Semen Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun