Mohon tunggu...
Arief Budimanw
Arief Budimanw Mohon Tunggu... Konsultan - surveyor

rumah di jakarta..

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Belajar dari Katno, Belajar Jadi Kaya

4 Juli 2020   00:04 Diperbarui: 3 Juli 2020   23:54 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Baso dan tahu baso yang siap dikemas dan dijual, dalam salah satu postingannya. Dokumen pribadi.

Postingan-postingan basonya sering muncul di WA dan FBnya. Permintaan konsumen mulai naik. Dan dia pun mulai membuat tahu baso sebagai variasinya, dan usahanya berjalan lancar, sedikit namun ada. Internet benar-benar  membantu, tinggal duduk santai di rumah daganngan bisa laku.

Kemudian datanglah Covid19. Banyak karyawan dirumahkan, banyak usaha sepi dan tutup.  Dan dia sudah lebih  fokus di baso dan tahu baso. Postingan makin gencar dan permintaannya dalam beberapa bulan terakhir makin meningkat. Karena  keuntungan yang diambilnya tidak banyak maka harga jual yang dia tawarkan tidak mahal, selain itu  rasanya enak.

Di masa pandemi ini orang-orang yang awalnya beli untuk dikonsumsi sendiri  sekarang  membeli untuk dijual lagi. Sehingga akhirnya permintaan basonya naik berlipat-lipat, yang mengharuskan dia  mengangkat pegawai.

Sekarang dia  mempunyai 2 karyawan. Dan dalam sehari bisa mendapatkan laba bersih 500ribu rupiah. Rekeningnya di bank mulai menumpuk isinya.  Adiknya , seorang manager di suatu perusahaan akhirnya tertarik  dalam bisnis ini dan mengcopynya. Adiknya sekarang jualan baso dan tahu baso juga,   tentunya  di wilayah lain di Bogor.

Meniru adalah cara belajar yang paling mudah. Diawali dengan meniru jualan es teh dan sirop sachetan kemudian belajar  membuat baso  sampai akhirnya sukses di lingkungannya di Cileungsi. Semua itu proses. Menjadi baik, menjadi kaya, menjadi makmur , menjadi orang yang berguna bagi keluarga dan lingkungannya di masa pandemi ini. Memang usahanya baru dirintis namun menurut saya sudah  pada relnya.

Hidup orang susah ditebak. Jika jalan didepan buntu kita harus memutar, jangan menunggu seseorang mengangkat kita dan membuatkan jalan kita. Awalnya adalah melihat kemudian mencoba, ketika  kita mentok artinya saatnya  adaptif dan segera  bermanufer.

Berbeda dengan usaha Katno yang sukses lewat  kreativitasnya dalam menangkap peluang, usaha saya hancur karena  tidak adaptif. Ketika tetangga kiri kanan  akhirnya ikut  jualan es lilin dan es teh sachetan di rumahnya.  Persaingan terjadi, Jualan mereka lebih banyak dan bervariasi juga ada tv dan tempat parkir sepeda.   Dagangan saya kalah, tidak laku yang akhirnya tutup.  Benar kata orang  Inovasi atau mati.

Saat ini usaha kecil di Indonesia sifatnya hanya untuk bertahan hidup. Mereka tidak memiliki jaringan luas. Bantuan social dari pemerintah jarang mereka dapatkan. Untuk naik kelas mereka belum pernah berfikir jauh.

Semoga usaha kecil Sukatno ada yang bantu dan mendapat dukungan pemerintah  sehingga bisa besar dan maju.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun