Mohon tunggu...
Arief Budimanw
Arief Budimanw Mohon Tunggu... Konsultan - surveyor

rumah di jakarta..

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bagaimana Mie Instan Membunuh Bibiku

30 Juni 2020   00:55 Diperbarui: 30 Juni 2020   01:19 42126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
mie instan yang superpedas saat ini adalah keharusan, dokumen pribadi

Mie instan adalah penemuan  ajaib di bidang kuliner. Mudah dibuat, enteng di kantong dan enak dimakan. Kuahnya yang pedas akan  menambah sedapnya  masakan ini. Mie gorengnya sangat disukai anak-anak. Mie kuahnya digemari orang tua.

Namun dari semua kenikmatan yang disajikan dalam semangkok mie instan ini, ternyata menyimpan racun yang akan membunuh para penggemarnya. Terutama para orang tua yang lambungnya sudah mulai kadaluarsa dan sensitif.

Bibiku adalah wanita tua berumur 62 tahun. Pernah beberapa kali stroke ringan. Namun sudah mulai sembuh dan bisa jalan kaki menggunakan tongkat.  Sebagai adik dari ayahku yang tinggal di Bandung hidupnya tenang.

Pendapatan sehari-hari dari dagang kecil-kecilan jajanan anak-anak. Pendapatan bulanan dari rumahnya yang dikontrakan kepada para pedagang kaki lima di sekitar sukajadi.

Anaknya sudah berkeluarga dan menempati salah satu rumah kontraknnya. Hobinya dari dulu adalah makan makanan yang pedas. Semakin pedas semakin berselera dia. Sampai ketika stroke pertama  menyerang  beliau mulai mengurangi pedas.

Pada suatu malam beliau minta dibuatkan mi instan pada suaminya." Kuah yang banyak " katanya.

Setelah itu suaminya menyiapkan satu porsi kecil mi kuah ayam bawang, lengkap dengan sambalnya.

Lahap sekali  beliau makan, satu mangkuk mi kuah habis dalam sekejap. Saat itu pukul 20.05 .

Malam mulai larut dan mereka hendak tidur. Namun pukul 23.44  perut beliau mulai terasa sakit. Dan minta diantarkan ke toilet. Dan ditoilet semua ditumpahkan. 

Setelah selesai membuang hajatnya  beliau balik lagi ke ruang tamu untuk  duduk,  namun sebentar kemudian  merasakan lagi mulas di perutnya. Beberapa menit kemudian minta diantar lagi ke toilet.

Dan di yang kedua ini beliau terjatuh karena terpeleset kotorannya sendiri, kemudian  pemandangan menjadi sangat mengerikan karena lantai penuh kotoran berceceran.  Tubuh tuanya tergeletak di lantai  bersama  suaminya yang akan mengantarnya ke toilet.  

Malam itu juga beliau dibawa ke rumah sakit dan dirawat. "Diare hebat yang menyebabkan infeksi lambung "kata dokter.

Setelah kembali dari rumah sakit.  Strokenya makin parah. Tidak bisa menggerakan badan sama sekali. Hanya kepala yang bisa bergerak. Seluruh badannya lemas. Sampai di rumah langsung tidur dan tidak pernah terdengar bicara lagi. Makanan sudah tidak bisa masuk lagi, karena setiap makan beliau muntah.

Obat-obatan yang beliau dapatkan dari dokter sudah diminum. Namun sering mual dan muntah lagi. Asupan makanan semakin kurang. Kondisinya semakin melemah.  Badannya pun makin tipis. Sampai beliau meninggal dunia pukul 05.00 pagi.

Makan mi instan ternyata berbahaya bagi usia-usia rentan.  Kemarin nenek Aromi di Ujung pangkah Gresik pun mengalami hal seperti ini. Usianya 55 tahun sempat mengalami diare seusai menyantap mi instan.

Beruntung cepat dibawa ke dokter dan langsung diobati. Beliau selamat dari mi instan namun ternyata pas di cek SWAB tes malah positif COVID19. Itu cerita lainnya.

Saya pun saat ini setiap akan makan mi instan selalu berfikir dua kali. Pengalaman bulak-balik ke toilet sudah pernah saya alami. Perut kembung dan asam lambung naik gara-gara mi instan juga pernah saya rasakan. Sakitnya benar-benar menyiksa.

Saat ini baru Mi instan dan mi aceh yang mampu membuat  sakit perut dan diare tanpa henti, namun anehnya kok tidak kapok.  Saya  masih menyediakan mi instan di rumah sampai saat ini.

Zaman makin maju, para pengusaha makanan mi instan mulai rajin menciptakan inovasi baru rasa pedas pada  mi instan.  Rasa pedasnya macam-macam. Dari mulai balado, sambel matah, lada hitam sampai pedas ayam geprek.

Mengikuti tren K-POP Level pedasnya bertingkat-tingkat. Yang semuanya akan semakin mengerikan akibatnya pada lambung kita. Makan mi instan yang rasa biasa saja sudah dahsyat seperti itu akibatnya pada bibi saya, bagaimana dengan rasa-rasa baru itu.

Dilansir Next Shark,  hasil penelitian para ahli di Baylor University dan Harvard University ada 52 negara di dunia saat ini mengkonsumsi mi instan. Cina , Hongkong , Indonesia dan Amerika Serikat  adalah yang utama. Ada 3 gejala yang langsung dirasakan setelah kita mengkonsumsi mi instan

  • Keracunan MSG (Monosodium glutamate). Biasanya dalam bentuk alergi  dan sakit kepala
  • terkena paparan BHA dan TBHQ ( BUTYLATED HIDROXYANISOLE dan BUTYLHYDROQUINONE) , Bahan yang digunakan agar mi instan dapat disimpan lama.  Gejalanya adalah dirasakan adalah sakit perut dan diare.  Jika ini terjadi asam lambung akan naik dan penderitan pun dimulai.
  •  Penumpukan  natrium di darah karena mi instan mengandung sejumlah natrium yang tinggi, maka kelebihan natrium menyebakan hipertensi,  penyakit jantung, stroke dan ginjal.

Ke depan paling saya cuman bilang hati-hati makan mi instan. Enak memang, namun jangan salahkan orang lain jika mencret dan diare. Jaga diri jaga orang tua. Jaga keluarga apalagi anak-anak dan ibu hamil dari makanan yang enak ini. Kita tahu kapan  tubuh kita sedang lemah-lemahnya, namun kenikmatan yang dibayangkan terkadang menutup mata kita. 

SUMBER:

REALITARAKYAT.COM

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun