Mohon tunggu...
Arief Budimanw
Arief Budimanw Mohon Tunggu... Konsultan - surveyor

rumah di jakarta..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Proses Menjadi "Dari Sabang sampai Merauke"

26 Juni 2020   03:04 Diperbarui: 26 Juni 2020   03:04 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
illustrasi kepulauan Indonesia, gambar milik AriefBw

Gara-gara telur penyu

Untuk kasus pulau Sipadan dan Ligitan, pulau itu hasil dari tukeran Inggris dan Belanda di tahun 1891. Kedua pulau itu dibiarkan saja oleh Belanda tanpa dicolek sama sekali. Ketika pengumpul telur penyu dari Malaysia datang kesitu memungut telur penyu yang banyak ditemukan di pantai pulau itu, mereka dibiarkan saja. Keadaan itu berlanjut sampai kemerdekaan Indonesia. Ternyata pembiaran itu berlanjut pada pengakuan pulau itu oleh mereka. Dikasih hati minta jantung. Dan pengadilan memutuskan bahwa kedua pulau itu adalah milik Malaysia. Gara-gara  telur penyu  dua  pulau hilang.  

 Pada 17 Desember 2002 oleh putusan Mahkamah Internasional di Den Haag terkait sengketa antara Indonesia dan Malaysia,  menyangkut kedaulatan atas dua pulau kecil Ligitan dan Sipadan, timur laut Kalimantan.   Investigasi oleh Pengadilan terhadap praktik kedua negara di wilayah tersebut menunjukkan bahwa Indonesia, sebagai penerus  Belanda, hampir tidak  melakukan effective occupation / pelaksanaan otoritas secara efektif.   Sedangkan Malaysia dapat membuktikan melakukan hal itu lewat pemeliharaan mercusuar dan pengumpulan telur penyu di pulau itu.

Untuk Papua, pada paruh kedua abad ke-19, tidak ada jabatan administratif di bagian barat Papua sebagai bukti klaim Belanda. Pertama datang mah cuman pasang papan "Pulau ini milik Belanda" terus bayar orang buat jaga, langsung pulang.  Sudah gitu saja tanpa kirim pasukan langsung dapat satu pulau besar.

Kakek buyut  O.  de Munnick menulis dalam memoarnya "Masa lalu resmi saya (1858-1894)" *: "otoritas Belanda di Papua diwakili oleh tanda-tanda yang ditempatkan pada jarak yang sangat jauh di pantai di mana lambang Belanda dihiasi!"  Dia harus memeriksa tanda-tanda itu sesekali. Dan baru di abad 20 Belanda benar-benar masuk ke pedalaman Papua itupun gara-gara Jerman mulai melirik pulau itu dari Papua New Guinea.

Dan tambahan,  ternyata setelah pandemi   tahun 1918 di Hindia belanda,  Papua direncanakan akan menjadi tanah air baru bagi orang  Indo Belanda.  Banyak dari orang-orang Indo Belanda berada dalam situasi yang sulit pada tahun 1920-an  sehingga berfikir  harus membuka daerah baru.  Setelah dilakukan ekspedisi ke Papua  ternyata  hanya sedikit yang mau pergi ke Papua. Akhirnya  dijadikan  kamp konsentrasi untuk tahanan nasional  yang rata-rata  menjadi gila karena malaria.

SUMBER:

JAVAPOST.NL

KUMPARAN.COM

WIKIPEDIA.ORG

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun