Mohon tunggu...
Arief Budimanw
Arief Budimanw Mohon Tunggu... Konsultan - surveyor

rumah di jakarta..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Penangkapan Raja Bone Lapawawoi oleh Marsose (Versi Belanda)

24 Juni 2020   21:46 Diperbarui: 25 Juni 2020   18:00 1329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasukan Belanda menyerang dengan senjata meriam 3,7 cm yang modern, dibantu  meriam kapal laut yang bisa menjangkau jauh ke darat, foto milik javapost.nl

 Pada 19 Agustus, Gubernur Celebes dan Dependensi Kroesen datang ke Watampone untuk melanjutkan pemerintahan  administrasi untuk Bone.  Selama pertemuan utama pada 21 dan 22 Agustus, kontrak baru, yang disebut Deklarasi Pendek, ditandatangani.  Upaya-upaya dilakukan lagi untuk menemukan Lapawawoi dan rombongannya.  

Tindakan juga diambil terhadap LUWU , Wadjo dan Lamuru, yang memusuhi pemerintah Belanda.  Menurut laporan militer, Puteri Soppeng dan puteri Tanette, telah untuk memasang bendera Belanda di depan rumahnya, untuk menunjukkan suasana hatinya yang baik.  

Namun, kedamaian belum kembali.  Beberapa kerajaan seperti Arung Labuadja, anggota adat Bone dan anak tiri dari poenggawa, tetap aktif di wilayah itu bergerilya.  Dan Raja Bone masih belum bisa dilacak.

Pada tanggal 27 Agustus, Goldman menyerbu benteng Massepe setelah pertempuran singkat.  Meriam dari kapal Assahan digunakan untuk menembaki benteng itu. Sekitar pukul empat sore, pasukan memasuki di Kampung Onaka.  Di sini, penduduk menyerah kepada pasukan Belanda.  Kerabat raja dan adat  Sidenreng menyerah kalah.

 Pada 6 September, satu pasukan khusus dari  Royal Dutch Military Constabulary, meninggalkan barat laut dari Pampanoea.  Tujuannya adalah untuk melacak raja Bone.  Informasi tentang kemungkinan tempat tinggal diperoleh dari penduduk  dan tawanan perang.  Dikatakan bahwa raja telah bergerak ke arah Batu.  

Pada tanggal 12 November dikeluarkan perintah untuk Marsose, pasukan khusus yang tugasnya memburu musuh sampai ketemu ini sudah terkenal jago  pedang dan ahli beladiri tangan kosong.  Pasukannya jago tembak semua. Melenyapkan musuh adalah keahliannya.   Salah satu brigade dipimpin oleh Letnan Satu Eilers.

 Zentgraaff yang ikuti brigade ini melaporkan sebagai berikut:

 "[18 November 1905] Di jalur hutan yang sempit,   tentara  melihat tanda-tanda bahwa mereka berada di jalur yang benar.  Di sana ditemukan beberapa bulu ayam.  Jalan terus menanjak di hutan pekat.  Memasuki semak-semak, Letnan Eilers tiba-tiba berhenti,  di depannya ia berdiri ada  sekelompok orang. Jaraknya sekitar 20 meter,  Salah satu dari mereka, bersenjatakan senapan ,  berdiri di bawah pohon dan menembakkan empat tembakan ke arahnya.  

Penembak itu adalah Petta Ponggawae .  Para marsose  maju merunduk  di bawah tembakan, sekitar 5 langkah jauhnya, Marsose Ambon Hetharie menembak, mengakhiri perlawanan Petta Ponggawae. Peluru   tepat dijantungnya.    Kemudian, ketika Petta Ponggawae jatuh, prajurit  lainnya berusaha melarikan diri, tetapi Marsose  mengejar terus membuntutinya.   

Tersisa tiga wanita berdiri di dekat tubuh Petta Ponggawae.  Mereka adalah istri Petta Ponggawae, istri Lapawawooi  dan saudara iparnya.    Ketika Letnan Eilers menghancurkan rombongan pangeran, Sersan Marks membawa beberapa marsose ke arah yang berbeda, tempat dia melihat orang-orang melarikan diri.  Marsose Manupati melihat pada saat tertentu bagaimana beberapa portir melemparkan sesuatu ke bawah pohon.  

Di  semak yang lebat, dia mendekat dengan hati-hati, dan menemukan di belakang pohon itu, ditutupi dengan kain dekat sebuat tandu yang terbuang ,  dengan hati-hati dia mengangkat kain dengan laras karabinnya ketika  itu terdengar olehnya suara pria: "Jangan tembak.  Saya raja Bone".  Sang raja terkulai kakinya tertusuk duri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun