Mohon tunggu...
Arief Budimanw
Arief Budimanw Mohon Tunggu... Konsultan - surveyor

rumah di jakarta..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

De Glodok Affaire 2, Kisah Nyata Nasib Orang Indo-Eropa di Dalam Penjara Glodok

18 Juni 2020   00:13 Diperbarui: 18 Juni 2020   00:15 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sketsa suasana di dalam penjara Glodok, foto milik javapost.nl

Pasti semakin jelas bagi Van den Eeckhout bahwa ia tidak dapat mewujudkan cita-citanya. Komunitas Indo tidak sensitif terhadap propagandanya. Karena itu, semakin dia merasa terdorong untuk tetap pada ancamannya sendiri: jika tidak baik hati, maka buruk hati.

Pada akhir Mei 1945, hampir semua pemuda Indo-Eropa di Jakarta dipaksa mengambil kelas olahraga, mereka terlibat dalam salah satu proyek pertanian, atau mereka diinternir di penjara Glodok. Karyawan dekat Van den Eeckhout mengalami kesulitan dengan kebijakannya.  Mereka khawatir akan dikirim ke Glodok, yang sudah diketahui bahwa disana tahanan meninggal setiap minggunya.

Sebuah usulan diajukan  oleh Hantyo Schmidgall, untuk mencegah kerusuhan sosial, dan menghindari glodok yang menakutkan maka bahwa lebih baik untuk memindahkan indo ke Kamp Halimun, atau, jika itu terlalu kecil akan dibuat kamp serupa yang kedua.

Permintaan itu pertama kali disampaikan kepada para pemimpin pemuda. Setelah keraguan awal dan penolakan yang jelas dari beberapa, akhirnya diterima, khususnya karena Van den Eeckhout melihat sesuatu di dalamnya. Dia mengerti bahwa kebijakannya yang dikejar sampai saat itu tidak cukup dan bahwa akan lebih baik bertaruh pada kuda lain. Dia melihat Kamp Halimun sebagai hasil dari prestasinya sendiri dan mengandalkan fakta bahwa tidak ada yang mengkritik kamp itu.

Tulisan itu dibahas pada pertemuan umum Hantyo dan ditandatangani oleh lebih dari 50 pemimpin pemuda dan Hantyos. Itu kemudian diserahkan ke Jepang. Yang terakhir mengatakan bahwa akan ada putaran konsultasi. Pertama-tama harus didiskusikan oleh KOP, Justice, PID dan Municipality. Lampu hijau diberikan pada pertengahan Juli. Para tawanan Glodok akan dibawa ke Halimun.

Sebelum sampai sejauh itu, beberapa kepala KOP mengadakan pertemuan. Hamaguchi, Nomachi dan Van den Eeckhout  meminta pendapat para tahanan Jakarta sekali lagi. Schmidgall kemudian menyatakan: "Dari 160 indo  yang ditahan di Glodok, sekitar 15 orang sangat jelas 'anti', sementara sisanya mengatakan 'pro'.   "Ya, bahkan beberapa orang mengaku harus bertarung dengan Jepang daripada di sini (di Glodok) mati seperti tikus".

Daftar interogasi itu diserahkan, dibuat berdasarkan pertanyaan sebelumnya oleh Pohan et al., Di mana Van den Eeckhout membuat catatan pribadi.

 Ini menyangkut 133 anak laki-laki, dimana 9 anak laki-laki meninggal pada waktu itu dan 8 anak laki-laki telah dirawat di rumah sakit Cipinang.  Dari 116 anak laki-laki yang disurvei oleh Van den Eeckhout, hanya 12 yang "anti": R.J. Ceulers; V.M. Ceulers; E.P. Deschaux; L. Franke; F.E. Tepung tepung; R. de Quack; R. Ratha; L. Rohder; J.M. Pembuat asap; E. Soute; R.G. de Weert dan G. Zeekaf.

Interogasi Van den Eeckhout tidak berpengaruh sama sekali. Orang Jepang  melepaskan berdasarkan kelompok,  20 orang per sel sebagai  percobaan.  Namun negosiasi terus berjalan dan pada akhir Juli 1945 diputuskan bahwa semua tahanan indo-Eropa , terlepas dari sikap mereka, akan dipindahkan ke Halimun.

Namun ternyata ALLAH berkehendak lain,  beberapa hari kemudian pada tanggal  15 Agustus, Jepang menyerah kalah pada sekutu. Semua rencana berantakan,  dan seminggu kemudian  semua tahanan di Glodok  dibebaskan.  Ternyata Indonesia sudah  Merdeka dan mereka tambah bingung. Jaman bersiap segera datang dan nasib para indo akan semakin tidak menentu, pilih Belanda atau Indonesia, pilih pro atau anti lagi.

SUMBER

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun