Mohon tunggu...
Arief Budimanw
Arief Budimanw Mohon Tunggu... Konsultan - surveyor

rumah di jakarta..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Melawan Toleransi yang Hilang, Berkaca pada Kasus Pak Eko Ujungberung

14 September 2018   00:59 Diperbarui: 14 September 2018   01:14 676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sudut kota Jakarta yang padat dan sumpek, dokpri

Saya tinggal di kota Jakarta puluhan tahun. Sudah mengenal lingkungan, orang dan tetangga di  kanan dan kiri juga depan dan belakang rumah.  Di gang kecil suatu sudut kota yang ramai.  Dan dari sekian tahun itu hanya sekali mengalami konslet dengan tetangga,  mengamuk dan bertengkar dengan tetangga.

Semua berawal dari pertengkaran kecil antara tetangga sebelah kanan kiri gang kecil rumah. Bu darti mempunya rumah yang terletak jauh di pojok tersembunyi sebuah gang kecil. Akses jalan masuk rumahnya awalnya adalah menghadap ke utara, sisi lain dari gang saya tinggal. Pintu yang sekarang dipakai adalah pintu dapur rumah.  Setelah rumah yang terletak di depan rumahnya dibeli orang dan dibangun , jalan utama rumahnya ditutup. 

Padahal awalnya mereka diberi akses masuk oleh penghuni lama yang jual itu rumah.  Jalan masuk seperti pada umumnya.  Namun itu semua berubah ketika sang pemilik baru membangun rumah yang menutup akses keluar masuk mereka,  sehingga dia harus menggunakan pintu dapurnya sebagai pintu utama.  . Saya berfikir pasti ada masalah. 

Kok tega-teganya jalan orang diambil dan dijadikan rumah, padahal rumahnya itu luas sekali. Tapi saya tidak pernah bertanya.  Sampai si pemilik rumah baru itu kena stroke dan bisnisnya jatuh dan saya sempat bertanya kenapa kok tega tidak member jalan untuk rumah Bu Darti..  Saya lupa alasananya yang jelas mereka sempat konflik ketika akan membangun rumah. Sehingga dia memutuskan untuk menutup jalan dan membangun rumahnya.  Apapun itu saya rasa stroke dan bisnisnya itu buah dari karma yang ditanam.

Setahun dua tahun kemudian entah ada masalah apa , tetangga sebelah kiri saya mulai berfikir untuk membuat pintu khusus agar si Bu Darti tidak bisa lewat gang masuk saya. Dia mulai kasak kusuk untuk menutup jalan. 

Juga mengajak keluarga saya agar menyutujui usulnya. Sehari-dua hari lama-lama makin gencar dia berusaha untuk menutup jalan masuk rumah bu Darti. Dan akhirnya pecah juga amarahku.

Ku banting semua yang ada di rumah. Genteng dan segala macam benda, pecah dan berantakan. PRANG.. BRAKK BRUKK..   lalu  saya ambil palu dan menghantamnya ke kaca rumahnya.  PRANGGG..

Berdiri di hadapan mereka sambil memegang palu saya berkata.

"Jadi orang kok tega , padahal sudah hidup bertetangga puluhan tahun. Mau menutup jalan keluar masuk rumah. Dimana perasaan kalian!! "  teriak saya.

Mereka kabur.. dan saya pun segera pergi.

Keluarga di rumah melihat hal itu langsung membeli kaca dan mengganti kaca yang pecah tadi. Takut juga masalah pecah kacanya itu akan dibawa ke polisi. Dan masalah pun selesai. Mereka tidak berani lagi berpikiran untuk menutup jalan. Sampai meninggalnya sang penghasut ini kemarin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun