Mohon tunggu...
Arief Budiman
Arief Budiman Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Fakultas Ekonomi UPN Veteran Jawa Timur, Newbie Entrepreneur

Dosen Fakultas Ekonomi UPN Veteran Jawa Timur Merintis Usaha dibidang Kuliner @PisangCrispyMaster @Laukpedas

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Digitalisasi Brand: Solusi Bangkit UMKM di Tengah Pandemi

12 November 2021   18:16 Diperbarui: 12 November 2021   18:26 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengabdian Kepada Masyarakat UPN Veteran Jawa Timur bersama UMKM Binaan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Jember/dokpri 

Pandemi covid 19 memberikan dampak yang sangat signifikan di berbagai bidang diantaranya sosial, politik, dan ekonomi di seluruh negara di Dunia tak terkecuali juga di Indonesia. Adanya kebijakan lockdown yang membatasi ruang gerak dan waktu, menyebabkan interaksi sosial semakin berkurang, sehingga berdampak pada kegiatan ekonomi yang menurun dengan signifikan. 

Dampak dari adanya wabah covid 19 ini tentu juga dirasakan oleh pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah atau yang biasa disebut UMKM. Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah untuk memulihkan perekonomian, termasuk juga pemulihan terhadap UMKM, karena tidak dapat dipungkiri UMKM berpengaruh besar terhadap perekonomian negara.

Sebagai upaya untuk menjawab tantangan yang ada, pemerintah memberikan program-program sekaligus untuk membantu pemulihan pasca wabah covid 19. Program tersebut diantaranya program bantuan UMKM, serta pelatihan pelatihan guna meningkatkan kompetensi bisnis UMKM. Dengan memiliki kompetensi bisnis yang mumpuni, UMKM dapat bertahan bahkan berkembang di tengah pandemi.

Salah satu kompetensi yang penting dimiliki oleh UMKM adalah pengetahuan terkait branding. Aspek branding sebuah produk atau jasa yang dijalankan, seringkali diabaikan oleh para pelaku usaha khususnya UMKM. 

Kebanyakan UMKM hanya berfokus pada bagaimana produk atau jasa yang mereka upayakan dapat terjual. 

Padahal jika kita merujuk pengalaman dan keberhasilan dari perusahaan-perusahaan besar, branding merupakan sebuah komponen penting yang menjadi perhatian dalam dunia bisnis. 

Perusahaan yang memang sudah berkembang sangat menyadari pentingnya branding untuk keberlangsungan hidup perusahaan.

Menurut pakar branding Indonesia, Bapak Subiakto Priosoedarsono atau yang biasa dikenal dengan Pak Bi, branding merupakan kesatuan antara nama dan makna. Ketika sebuah produk memiliki nama dan sudah memiliki makna dibenak konsumen, maka dapat dikatakan produk atau jasa tersebut telah memiliki brand. 

Sebaliknya jika konsumen ketika mendengar produk atau jasa kita, akan tetapi masih belum ada gambaran atau makna dibenaknya, maka produk tersebut belum memiliki brand. Jadi branding merupakan apa yang ingin dipersepsikan dibenak konsumen terkait produk atau jasa yang kita jual.

Ketika produk atau jasa sudah memiliki ruang dibenak konsumen, maka akan tercipta loyalitas. Konsumen tidak akan mudah untuk berpaling ke produk lain, karena dalam mindsetnya sudah ada brand yang tertanam. 

Agar sebuah produk atau jasa dapat memiliki brand yang baik dan mendapatkan ruang di benak konsumen, maka harus melalui tiga tahap yaitu :

  1. Brand Blue Print : Merupakan tahap dimana sebuah produk atau jasa merumuskan atau mendefinisikan makna apa yang akan ditanamkan dibenak konsumen. Brand tidak hanya sebuah logo, akan tetapi satu kesatuan terdiri dari nama, tagline, kombinasi warna serta kombinasi lain yang membentuk citra produk tersebut.
  2. Brand Delivery : Proses menyampaikan nama dan makna dari sebuah brand. Pada tahap ini, blue print dari brand yang sudah dirumuskan haruslah sesuai dalam proses penyampaiannya.
  3. Brand Evaluation : Tahap evaluasi dalam membangun sebuah brand. Dimana evaluasi dilakukan dengan membandingkan antara blue print yang telah didefinisikan dengan penyampaian dari sebuah brand (brand delivery).

Di era saat ini dimana perkembangan teknologi semakin maju, serta adanya pandemic covid 19, transformasi ke arah digital menjadi sebuah keharusan bagi para pelaku usaha tak terkecuali UMKM. Hampir semua proses bisnis saat ini menggunakan digital. Termasuk dalam proses membangun sebuah brand.

Membangun sebuah brand dengan media digital, dikenal dengan istilah digital branding. Di dalam membangun sebuah brand, para pelaku bisnis dapat menggunakan aplikasi, website, media sosial dan banyak lagi dibawah naungan platform digital.

UMKM dapat membangun brand produk atau jasanya dengan konsisten emasaran maupun promosi dengan media digital, diantaranya melakukan beberapa tips dibawah ini:

  1. Membuat Postingan yang menarik di Instagram, Facebook, Tiktok. Tak dapat dipungkiri media sosial seperti diatas sangat powerfull untuk melakukan promosi produk atau jasa kita, utamanya segmen pasar kita adalah generasi milenial dan gen z. Buatlah postingan yang menarik, dengan menampilkan foto produk yang memanjakan mata. Konten dari postingan kita haruslah memiliki tema dan story telling yang jelas agar timbul ketertarikan dari audiens.
  2. Pastikan kita melakukan interaksi dengan audiens kita. Dalam membuat postingan, upayakan kita dapat berinteraksi dengan audiens, misalkan dengan mengadakan kuis, membuat give away, serta membalas komentar-komentar dari audiens.
  3. Gunakan jasa endorsement yang sesuai. Dalam menggunakan jasa endorsement untuk promosi produk atau jasa kita, pastikan jasa endorse yang dipilih sesuai dengan segmentasi pasar yang dituju. Jika segmentasi pasar yang dituju kalangan milenial, maka selebgram yang dipilih merepresentasikan kalangan milenial. Budget yang dianggarkan pun juga disesuaikan dengan kemampuan usaha kita. Apabila budget kita masih terbatas, maka kita dapat menggunakan micro influencer dalam mempromosikan produk atau jasa kita. Mikro influencer merupakan seseorang yang menggunakan sosial media dengan follower yang tidak terlalu besar ( 1000-3000 follower) namun aktif dengan para followernya.
  4. Konsisten. Kunci terakhir dalam membangun sebuah brand dengan platform digital adalah konsisten. Dengan konsistensi dalam memposting promosi maka akan terbentuk persepsi dari audiens terkait produk atau jasa tersebut. Buatlah jadwal untuk memposting konten kita, sebagai panduan kapan kita harus memposting secara konsisten. Lakukanlah analisis terkait jam-jam padat audiens berinteraksi di media sosial.

Arief Budiman S.AB., M.AB, Dosen Manajemen UPN Veteran Jawa Timur

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun