Mohon tunggu...
Muhammad Arief Ardiansyah
Muhammad Arief Ardiansyah Mohon Tunggu... Lainnya - Business Analyst

Pencerita data dan penggiat komoditi.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Kiat Menumbuhkan Aura Alpha Male

22 Februari 2020   05:15 Diperbarui: 25 Februari 2020   18:12 3236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang alpha male (sumber: Pexels/Minervastudio).

Alpha male adalah sebutan untuk laki-laki yang dianggap menempati posisi tertinggi dalam hirarki sosial. Sebutan ini kerap diberikan kepada mereka yang terlihat memiliki keunggulan atas karisma, harta, tampang, atau kepintaran dibanding laki-laki lain pada umumnya.

Dari mana munculnya istilah alpha male?

Istilah alpha male pada dasarnya merupakan istilah umum yang digunakan dalam teori evolusi. Istilah ini digunakan untuk mengidentifikasi spesies jantan yang paling mendominasi dalam suatu populasi.

Dosen saya dulu amat sering menggunakan contoh kasus anjing laut. Konon para anjing laut jantan dalam satu kelompok akan saling bertarung satu sama lain, hingga tersisa 1 anjing laut yang disebut sebagai alpha male. Sang alfa inilah yang akan membuahi seluruh betina dalam kelompok anjing laut tersebut.

Pertarungan tersebut tentu bukan tanpa alasan. Insting mereka mengisyaratkan bahwa perubahan zaman semakin signifikan. Kalau bukan spesies anjing laut paling unggul yang diturunkan, mustahil bisa ada keturunan anjing laut pada generasi kesekian.

Karenanya, para anjing laut jantan itu rela berkompetisi hingga saling bunuh. Para anjing laut betina juga rela dibuahi oleh satu jantan yang sama. Semua percaya kalau hanya bibit unggul-lah yang mampu menyelamatkan spesies mereka dari ancaman kepunahan.

Itulah kata kuncinya: bibit unggul. Sebuah warisan genetik yang dipercaya sudah memiliki bekal lebih sehingga dapat menciptakan dominasi suatu saat nanti. Entah bekal itu berupa karisma, kelebihan harta, daya intelektualitas, atau sekedar kecakapan muka.

Namun dalam perkembangannya, alpha male tak selalu diasosiasikan dengan urusan gene, melainkan juga dapat diasosiasikan dengan meme. Sebagaimana pendapat Richard Dawkins dalam The Selfish Gene, bibit tersebut tidak selalu harus diturunkan lewat mekanisme hereditas, tetapi juga dapat dipelajari lewat mekanisme imitasi.

Teori ini dapat dibuktikan dengan hadirnya para pemimpin karismatik di berbagai negara sejak dulu. Seperti Soekarno, John F Kennedy, Joseph Stalin, Mao Zedong, Donald Trump, Erdogan, atau Vladimir Putin. 

Karakter mereka utuh terbentuk berkat sintesa pengalaman dan proses saling tiru yang terakumulasi selama bertahun-tahun.

Oleh karena itu, tak sedikit laki-laki yang mendamba untuk bisa menjadi seorang alfa, apa pun motivasinya. Kalau pun memang tidak ditakdirkan bisa, paling tidak mereka berharap bisa memiliki aura layaknya seorang alfa.

Lantas bagaimana cara mencapainya?

Pertama, munculkanlah gambaran terbaik dari diri Anda. Lihatlah diri Anda dalam penampilan yang paling baik, kemudian temukan kepercayaan diri untuk mengatakan bahwa Anda adalah seorang alfa. Yakinkan pada diri Anda, bahwa Anda punya potensi untuk bisa mencapai cita-cita Anda.

Langkah ini dapat ditempuh lewat berbagai cara. Ada yang menggunakan media cermin, foto diri, kutipan penyemangat, musik favorit, atau apa pun. Intinya adalah segala sesuatu yang dapat melejitkan kepercayaan diri Anda ke level maksimal.

Kedua, mulailah meningkatkan kualitas diri. Baik itu kualitas fisik, jasmani, rohani, atau pun kualitas intelektual. Seorang alfa tidak bisa hanya unggul dalam satu aspek saja. Paling tidak, asah juga aspek yang lain agar tidak kelewat jomplang.

Ambil contoh, kualitas fisik dan intelektual Anda juara. Tapi kebutuhan rohani Anda dibiarkan terbengkalai. Kalau begini, Anda justru bisa menjadi seorang alfa yang tidak terjaga oleh garis batas agama.

Bagian kedua inilah yang berat. Pasalnya kualitas-kualitas tersebut hanya bisa ditingkatkan lewat konsistensi dan pelatihan yang intens. Banyak laki-laki yang gugur pada tahap ini sampai-sampai harus menurunkan egonya untuk bisa memiliki aura seorang alfa.

Sambil Anda fokus melakukan langkah yang kedua, lakukanlah langkah ketiga yakni memperbaiki interaksi dengan sesama. Mulailah menjadi pribadi yang lebih peka, memerhatikan sekeliling, mudah mengakrabi, dan mudah diakrabi.

Interaksi ini dapat menjadi modal dasar untuk menciptakan pengaruh. Pengaruh yang semakin kuat dalam kelompok inilah yang akan memunculkan aura seorang alfa dalam diri Anda.

Ketiga langkah tersebut selanjutnya tinggal Anda ulang-ulang semampu yang Anda bisa. Pengulangannya tentu bergantung pada sekuat apa motivasi Anda untuk menjadi seorang alfa. Jadi, mari tanyakan kembali, "Apa perlu saya menjadi seorang alfa?"

Jawabannya tentu bisa beragam. Yang jelas, aura alfa itu amat disukai oleh wanita. Pasalnya aura alfa mampu menghadirkan kesediaan untuk dipimpin secara rela. Aura alfa yang dipupuk dengan baik jelas mampu mendatangkan keharmonisan, baik di dalam keluarga atau pun di tempat kerja.

Sudah siap memiliki aura seorang alfa?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun