Mohon tunggu...
Muhammad Arief Ardiansyah
Muhammad Arief Ardiansyah Mohon Tunggu... Lainnya - Business Analyst

Pencerita data dan penggiat komoditi.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Soal Tayangan, Kita Memang Sengaja Dibuat Muak

24 Januari 2020   09:33 Diperbarui: 24 Januari 2020   09:30 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Nonton Bareng Euro 2016. Sumber: Bolalob.

Pemecatan Helmy Yahya oleh Dewan Pengawas TVRI akhirnya berbuntut petisi. Lewat laman Change.org, sebuah akun yang mengatasnamakan dirinya Komite Karyawan untuk Penyelamatan TVRI membuat petisi berjudul "Selamatkan TVRI, Kembalikan Helmy Yahya".

Per tanggal 24 Januari 2020 pukul 08.30 WIB, petisi itu sudah berhasil mendapatkan lebih dari 3.700 tanda tangan. Belum cukup banyak memang jika dibandingkan petisi lain dengan ratusan ribu tanda tangan. Namun jumlah itu tetap tidak sedikit, kan?

Maka dari itu mari kita coba berpikir jernih dalam menghadapi kasus ini. Sebagaimana ajakan Direktur Utama Asabri yang mengajak masyarakat tetap berpikir jernih meskipun perusahaannya sedang dituding melakukan korupsi.

Selain kasus Liga Inggris yang tengah ramai diperbincangkan, kasus apa lagi yang sedang naik ke permukaan? Fatwa haram Netflix oleh Majelis Ulama Indonesia? Karantina Gedung BRI 2 akibat ketakutan virus Corona Cina? Fenomena munculnya raja-raja baru? Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja? Atau asuransi Jiwasraya?

Dari deretan kasus di atas, kasus apa saja yang disebutkan tak cukup sesuai dengan jati diri bangsa? Hanya Liga Inggris bukan?

Artinya tidak ada yang menyatakan kalau korupsi Jiwasraya itu melanggar jati diri bangsa. Sebagaimana tidak adanya pejabat publik yang berteriak kalau kasus penggusuran Tamansari itu bermasalah. Kasus itu tidak dianggap mencederai jati diri bangsa.

Lantas bagaimana jadinya kalau tayangan Liga Inggris di TVRI akan benar-benar dihentikan?

Tentu saja kita tidak lagi bisa menikmatinya secara gratis lewat layar televisi. Cara lainnya ialah menonton melalui aplikasi Mola TV dengan slot rata-rata 2 pertandingan dalam sepekan. 

Slot penuh hanya bisa didapatkan dengan berlangganan Mola Polytron Streaming Device. Dua-duanya sama-sama harus merogoh kocek pribadi. Minimal untuk membeli kuota internet bulanan.

Masalahnya memang tidak semua orang sanggup merogoh kocek lebih untuk bisa membeli paket langganan. Tidak semua orang bisa mengalokasikan pendapatannya setiap bulan untuk kebutuhan yang tidak lebih tinggi prioritasnya daripada kebutuhan rumah tangga harian.

Dengan kata lain, kalau nanti Anda masih ingin menikmati tayangan Liga Inggris secara legal, Anda harus siap membayar. Jika pendapatan tak cukup, barangkali Anda perlu mencari pendapatan tambahan. Entah dengan membuka bisnis sampingan atau mengambil pekerjaan paruh waktu di luar jam kerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun