Mohon tunggu...
Sastra Kita
Sastra Kita Mohon Tunggu... Penulis - Seputar Seni dan Sastra

Penulis, Sastrawan, Penyair, dan Dramawan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Implan: Sebuah Sarana atau Senjata Modern Menurut Arief Akbar Bsa

21 September 2021   11:40 Diperbarui: 6 Januari 2023   06:50 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok-samudera teater 12/2022
Dok-samudera teater 12/2022

Dok-samudera teater 12/2022
Dok-samudera teater 12/2022

(SARANA ATAU SENJATA MODERN)

oleh Arief Akbar Bsa

Dikala senja, langit-langit mulai memerah membuka gerbang gelapnya malam, #Purwadana telah sampai memasuki kota Hitam dalam legenda "Cahaya Mihrab" tempat berpijaknya "Bouraq" di Yerusalem yang akan terbang menuju 12 pintu langit singgasana Illahi. Ia telah melewati seperdelapan perjalanannya dan mendapatkan luka beragam dari akibat beratnya menyusuri jejak dan pencarian artefak-artefak keberadaan wanita mulia #Ranggita yang tak lain adalah kekasihnya. 

Dengan jumlah sepuluh jari manifestasi dari jasad Ranggita yang bersemayam pada #Jemari_Jingga, Ia menyadari pada fase perjalanan kali ini dihadapkan pada implanisasi, di mana saat memasuki gerbang kota, dirinya dihadang segerombolan manusia chipset yang mau tak mau Purwadana diharuskan melakukan pembenaman sebuah chip pada bagian tubuhnya agar saat memasuki kota yang penuh dengan deret sensorik bertebaran di langit-langit kota, dapat memberikan akses masuk sekaligus bertindak sebagaimana layaknya penduduk lainnya yang mendiami kota Hitam tersebut.

Seolah baik-baik saja proses implanisasi yang dibenamkan pada tubuh Purwadana, oleh sebab jika saat tahap pembenaman implan tersebut merasakan kesakitan, maka manusia-manusia chipset itu akan tahu, curiga kalau Ia bukan dari ras/golongan manusia mutakhir dan tak akan diperbolehkan memasuki kota. Menyadari bahwa dirinya adalah manusia biasa yang datang untuk sekedar singgah dan akan terus berjalan menghitung jari jemari agar dapat bertemu dengan kekasihnya Ranggita. Maka dari itu perjumpaannya di fase ini, Ia terpaksa menahan sakit yang luar biasa ketika pada bagian tubuhnya harus disayat-sayat untuk ditanamkannya sebuah chip agar bisa memasuki kota Hitam tersebut tanpa ada kecurigaan dari para penduduk kota. 

Kini Ia terbaring lemah setelah mengambil dan mendapatkan bagian dari Ranggita oleh sebab reaksi dari efek serum saat proses pembenaman chipset mulai menjalar diseluruh tubuhnya. Dalam kesakitan yang luar biasa itu Ia teringat ketika Ranggita memaparkan sebuah cerita, kelak suatu saat nanti akan singgah di fase seperdalapan perjalanan dan menjumpai manusia-manusia chipset. Ranggita telah menguraikan dan menjelaskan semuanya tentang teknologi chip implan yang digadang-gadang bakal menjadi salah satu teknologi di masa depan, yang akan diklaim mampu memberikan kemudahan bagi manusia.

Dengan teknologi ini, manusia disebutkan dapat dengan mudah mengakses seluruh perangkatnya.
Tidak lagi diperlukan banyak kunci akses untuk hal-hal seperti melakukan transaksi pembayaran, menyalakan smartphone, menyalakan mobil, bahkan membuka pintu akses pabrik, semuanya bisa dilakukan hanya dengan menggunakan chip yang sudah ditanamkan di anggota tubuh manusia.

Cukup dengan mendekatkan anggota tubuh yang telah ditanamkan chip ke pemindai, maka dengan mudah akses pun diberikan. Kendati demikian, sampai saat ini belum semua orang mengetahui tentang teknologi chip implan ini dan berpesan kepada Purwadana jika telah singgah pada fase itu agar berhati-hatilah, karena efektifitas dari akibat proses implanisasi tersebut akan membuat tubuh meledak karena penempatan chip tersebut sejatinya hanya berlaku bagi robot dan bukan untuk manusia biasa.

"Duhai kekasihku, jika engkau telah tiba dan agitasi menyeretmu untuk dibenamkan implan chip oleh manusia-manusia chipset, maka berlakulah selayaknya kau bagian dari penduduk itu. Tahanlah rasa sakitmu dan jika telah selesai, segeralah berlalu dari kota itu,," jelas Ranggita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun