Mohon tunggu...
Arief Riady
Arief Riady Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Yusril Cetak 2 Gol Penting

23 Januari 2019   15:27 Diperbarui: 23 Januari 2019   16:15 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak banyak orang yg paham, apa yang dilakukan YIM termasuk strategi "melemahkan" bahkan "menghancurkan" psikologis pemilih & loyalis petahana.Beginilah politik yg sesungguhnya...
Banyak berjuta cara guna melemahkan lawan, bahkan cenderung menjadi "penghianat" dalam interpretasi awam.

Master Mind dengan Grand Design nya paham tentang kapasitas YIM untuk melakoni "peran" penting ini.. 

Ingat... opportunis person tidak sama dengan intruder. Opportunis mengharapkan dapat imbalan, Intruder siap tidak dapat imbalan apapun. ( Cek lagi pernyataan Erik Tohir sesaat setelah "terkecoh" merekrut YIM )

Arahan nya sebenernya jelas dan fokus...
YIM tinggal implementasi konsep yg  harus ia jalani :

Pisau tersarung dalam senyum. Puji dan jilat musuh anda. Jadi...ketika anda mendapat kepercayaan darinya, anda bergerak menghancurkan nya secara rahasia.

Pohon plum berkorban untuk pohon persik. Mengorbankan perak untuk mempertahankan emas. Ada suatu keadaan dimana anda harus mengorbankan suatu yg berharga untuk mendapatkan sesuatu yg lebih berharga.

Melempar Batu Bata untuk mendapatkan Giok. Rencanakan sebuah jebakan dan perdaya musuh dengan umpan. Dalam politik perang, umpan adalah ilusi atas sebuah kesempatan untuk memperoleh hasil. Tapi dalam keseharian, umpan adalah ilusi atas kekayaan dan kekuasaan.

Nothing is impossible, sedikit kisi-kisi on point nya sebagai berikut :

YIM masuk ke dalam "barisan" petahana dari orang yg "paling lemah" secara politik di kubu petahana. Anda semua pasti tau siapa dia.

Sampai saat ini YIM masih menjadi pengacara HTI padahal PDIP, LP & MA selalu mendesak YIM utk mundur. Apalagi loyalis petahana sudah "muak" dgn YIM yang belum juga mundur.

PBB sampai saat ini blm mengarahkan panah kemana,  ini sejalan dengan Grand design awal untuk menjadi "pisau yg tersarung dalam senyum". Satu sisi mendukung, namun pada episode lain memberikan sinyal  tidak mendukung. Tujuan nya hanya untuk mengacaukan konsentrasi petahana. Tidak cukup hanya punya pisau "bermata dua" Jika tidak bisa mengacaukan mindset mereka. PBB bukan PKS atau PAN yg memang diplot sebagai oposisi tulen tanpa reserve. PBB dalam kapasitas ini YIM diplot menjadi "Pisau yang tersarung dalam senyum".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun