Mohon tunggu...
Anam Ari Akbar
Anam Ari Akbar Mohon Tunggu... lainnya -

nyoba-nyoba nulis, semoga bermanfaat,\r\n\r\ntwitter: @anam_ari , instagram: anam_ari

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Singgah ke Museum Bahari, Kota Tua Jakarta

23 Mei 2014   23:56 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:11 730
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bertepatan dengan hari libur Waisak kemarin, untuk mengisi kekosongan,  saya dan teman-teman jalan-jalan ke Museum Bahari yang berada di kawasan wisata Kota Tua Jakarta. Di kawasan ini terdapat banyak museum tematik seperti museum Mandiri, museum bank BI, museum Bahari, dan masih banyak lagi. Ini  kali kedua saya mengunjungi kawsan ini, waktu yang lalu saya belum sempat mengunjungi museum Bahari. Oleh karena itu, saya sangat antusias sekali dengan ajakan teman saya untuk berkunjung ke museum ini

Dari rumah salah satu teman saya yang ada di Jakarta Pusat, kami menumpang bus Transjakarta menuju Museum Bahari. Kami turun di halte terdekat yaitu halte Kota di kawasan Kota Tua Jakarta. Untuk menuju Museum Bahari dari halte Kota sebenarnya punya dua opsi, naek angkot dan jalan kaki. Waktu itu cuaca sangat bersahabat sekali, tidak terlalu panas dan tidak hujan, jadi kami putuskan untuk jalan kaki saja walaupun harus menempuh jarak yang lumayan jauh sekitar 2 km.

Setelah 30 menit berjalan kaki dan sempet nyasar juga hehehe, maklum tidak ada penunjuk arah yang jelas menuju tempat ini, akhirnya kami tiba juga di depan museum ini. Sebelum masuk, harus bayar tiket terlebih dahulu seharga lima ribu rupiah saja per orang. Bermodalkan peta yang diberikan oleh petugas, mulailah kami mengeksplor apa-apa saja yang ada di dalam museum.

Bangunan pertama yang kami kunjungi adalah menara Syahbandar. Menara yang berdiri agak miring ini tingginya sekitar 40 meter. Kami harus meniti anak tangga untuk mencapai puncak menara. Dari puncak menara ini, kami bisa melihat pelabuhan, laut lepas, dan sekeliling kota. Bisa dipastikan peranan menara ini begitu strategis dahulu kala.Menurut sejahrahnya, dahulu kala menara ini digunakan sebagai menara kontrol dan pengintai untuk mengatur lalu lintas kapal yang melewati pelabuhan Sunda Kelapa dan aktifitas warga Kota Batavia. Dari sini juga kami dapat melihat gudang milik VOC yang sekarang dijadikan Museum Bahari.

[caption id="attachment_337923" align="aligncenter" width="252" caption="menara syahbandar"][/caption]

[caption id="attachment_337924" align="aligncenter" width="448" caption="sunda kelapa dari menara syahbandar"]

1400838748291412246
1400838748291412246
[/caption]

[caption id="attachment_337925" align="aligncenter" width="448" caption="Gudang VOC (museum bahari) dari menara syahbandar"]

14008388091496872378
14008388091496872378
[/caption]

Puas ngadem di atas menara, anginnya sejuk banget di puncak menara, kami turun dan lanjut ke Museum Bahari. Kami menyusuri Jl Pasar Ikan untuk menuju lokasi, jaraknya tidak terlalu jauh dari Menara Syahbandar, mungkin kurang lebih cuma sekitar 200 meter saja. Dahulu bangunan yang sekarang menjadi museum bahari ini adalah gudang VOC. VOC membuat gudang ini untuk menyimpan hasil bumi seperti rempah-rempah, tes, kopi, dan lain-ain sebelum diekspor ke luar negri. Sekarang bangunan ini didikan museum untuk menyimpan koleksi bersejarah kelautan Indonesia.

Saya sangat suka dengan arsitekstur bangunannya. Entah mengapa saya sangat suka dengan bangunan Belanda, menurut saya bangunannya punya ciri khas sendiri dan terbukti awet hingga ratusan tahun, tidak seperti bangunan sekarang hehehe.

Museum ini terdiri dari dua bangunan, yaitu bangunan utara dan bangunan selatan, di mana di pada bagian tengah kedua bangunan ini terdapat halaman yang memanjang yang cukup luas. Pengunjung bisa sekedar duduk-duduk santai di halamannya.

[caption id="attachment_337926" align="aligncenter" width="252" caption="museum bahari"]

1400838876306612041
1400838876306612041
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun